5 Update Perang Dagang Trump: Resesi Mengintai & Cari Kerja Makin Susah

by -23 Views

Perang dagang yang sedang gencar dilancarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjelang pemberlakuan sejumlah tarif pungutan pada 2 April mendatang telah menciptakan situasi yang memicu pertikaian antara negara-negara dan puncak perang tarif timbal balik. Update terbaru seputar perang dagang Trump, seperti yang dikumpulkan dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia pada Rabu (26/3/2025), mengungkapkan beberapa hal menarik.

Ancaman dari tarif yang diberlakukan Trump telah merusak prospek pencarian kerja, menurut survei yang dilakukan terhadap kepala keuangan yang dirilis pada Rabu. Sebanyak satu dari empat bisnis AS telah mengurangi rencana perekrutan mereka akibat kekacauan yang timbul akibat perang dagang. Selain itu, survei triwulanan yang melibatkan Duke University dan Federal Reserve Banks of Richmond dan Atlanta menemukan penurunan signifikan dalam optimisme ekonomi CFO sementara mereka berurusan dengan ketidakpastian akibat perang dagang.

Vietnam, sebagai tetangga RI, rela memotong tarif atas beberapa produk AS untuk menghindari perang dagang dengan Amerika. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk menyelaraskan neraca perdagangannya dengan mitra dagang AS. Saat ini, Vietnam tengah bergerak untuk memotong tarif sejumlah produk dan akan menyetujui teknologi layanan internet yang didukung oleh sekutu Trump Elon Musk, Starlink.

Pada sisi lain, AS memutuskan untuk memberikan dana darurat kepada media penyiaran Radio Free Europe/Radio Liberty (RFE/RL) dikarenakan kondisi keuangan lembaga tersebut pascaefisiensi yang dilakukan oleh Trump. Besar dana yang akan diberikan mencapai US$7,46 juta dan akan diolah oleh Badan Media Global AS untuk menutupi operasional RFE/RL.

Peringatan akan resesi di AS semakin nyata di tengah ketidakpastian ekonomi global dan perubahan kebijakan ekonomi Trump. Hal ini terlihat dari survei terbaru yang meramalkan bahwa resesi akan terjadi pada paruh kedua tahun 2025. Para eksekutif merasa sulit untuk melakukan perencanaan bisnis di tengah ketidakpastian tarif dan kebijakan yang berubah-ubah.

Amerika Serikat juga mengambil langkah tegas dengan melarang perusahaan Amerika menjual produk dan layanan mereka ke puluhan perusahaan teknologi China untuk melindungi kepentingan keamanan nasional AS serta untuk membatasi perkembangan teknologi, terutama kecerdasan buatan (AI), di China. Tindakan ini sebagai bentuk perang baru yang dihadapi AS dengan China dalam ranah teknologi.

Source link