Program JETP RI Tetap Lanjut Meski AS Mundur

by -34 Views

Program Just Energy Transition Partnership (JETP) tetap akan berlanjut meskipun Amerika Serikat keluar dari inisiatif pendanaan transisi energi tersebut. Hal ini dikemukakan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, setelah Presiden AS, Donald Trump, menarik negaranya dari Perjanjian Iklim Paris. Meskipun Amerika tidak lagi terikat pada sejumlah aturan terkait emisi dan bahan bakar fosil, JETP akan terus berkomitmen mendukung transisi energi di Indonesia menuju net zero emission di tahun 2060 atau lebih cepat.

Indonesia telah menetapkan target finansial sebesar 31,89% secara finansial dan 43% dukungan keuangan dari internasional di tahun 2030. Hingga saat ini, JETP telah mendapatkan dukungan pendanaan internasional sebesar US$ 1,1 miliar untuk 54 proyek, di mana 9 proyek mendapat pendanaan dalam bentuk pinjaman atau ekuitas, sementara 45 proyek lainnya menerima hibah senilai 233 juta dolar AS. Negara-negara maju yang tergabung dalam International Partners Group (IPG) juga telah mengamankan jaminan senilai US$ 1 miliar melalui Multilateral Development Banks (MDB) Guarantee untuk mempercepat pelaksanaan proyek-proyek transisi energi bersih.

Dalam konferensi pers, Airlangga juga menyebut beberapa proyek yang tengah dikerjakan dalam kerangka JETP, seperti proyek Muara Labuh di Sumatera Barat untuk biotermal, yang diharapkan bisa beroperasi pada tahun 2027. JETP, sebagai bagian dari inisiatif pendanaan transisi energi senilai lebih dari US$ 20 miliar yang disepakati antara Indonesia dan negara-negara maju, terus berperan dalam mempercepat transisi energi menuju keberlanjutan.

Source link