Pemerintah Indonesia menyebut beberapa perusahaan, termasuk start up, di Indonesia sudah ada yang berperan sebagai pemasok industri semikonduktor besar seperti Nvidia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, capaian itu akan semakin membuat pemerintah akan semakin fokus mengembangkan industri chip di Tanah Air. Sayangnya, ia belum mengungkapkan daftar industri yang menjadi vendor Nvidia.
“Beberapa perusahaan di Indonesia dan start up sudah jadi pemasok pemain besar seperti Nvidia dan lain-lain. Oleh karena itu, jadi chips desain itu akan menjadi prioritas kita dan yang paling utama pengembangan semi konduktor, pengembangan SDM-nya,” kata Airlangga di kantornya, Jakarta, Senin (5/8/2024).
Airlangga pun mengatakan, sebetulnya sudah ada beberapa perusahaan semikonduktor untuk produk hilir yang juga sudah masuk ke Indonesia. Di antaranya yang melaksanakan proses testing hingga fabrikasi. Di luar itu, seperti untuk bahan semikonduktor, yakni silikon hingga wafer masih didorong untuk terus masuk.
“Terkait semikonduktor beberapa yang sifatnya di hilir di back end product, itu yang testing, fabrikasi, sudah mulai masuk ke Indonesia. Sekarang sedang kita persiapkan kini bagaimana industri-industri mulai dari silikal, kaca, floating glass, wafer kemudian bisa masuk,” ucapnya.
“Tapi kita minta semikonduktor untuk yang tahap awal itu sifatnya compliance atau kebutuhan-kebutuhan yang demand di Indonesianya besar dan idnustrinya sudah besar,” tegas Airlangga.
Menurut catatan Kementerian Perindustrian, Indonesia memang pernah memiliki pabrik semikonduktor pada 1973. Industri komponen chip semikonduktor itu merupakan investasi dua perusahaan multinasional Amerika Serikat yaitu Fairchild Semiconductors dan National Semiconductors.
Sejak era 1980-an terjadi perubahan model bisnis di industri semikonduktor. Pada awalnya semua dikerjakan oleh satu perusahaan dari hulu ke hilir atau vertical integration yang disebut Integrated Device Manufacturer (IDM).
Namun model bisnis telah terpecah-pecah menjadi Fabless (Chip Design), Foundry (Chip Fabrication), IDM (Chip Design & Fabrication), dan OSAT (Assembly & Test). Hal tersebut menimbulkan gairah ekonomi baru dengan bermunculan banyak perusahaan-perusahaan start up semikonduktor di seluruh dunia.
Di sisi lain, karena masalah ketenagakerjaan, investor pabrik semikonduktor memilih pindah ke Malaysia pada 1985. Sejak saat itu, manufaktur semikonduktor Indonesia kalah dengan Malaysia. Bahkan, Indonesia menjadi pengimpor semikonduktor.
Kehilangan pabrik semikonduktor menjadi kerugian bagi Indonesia. Tak hanya mobil listrik, komponen semikonduktor adalah komponen fundamental dalam membangun ekosistem industri elektronik di sebuah negara.