Timur Tengah dalam Masa Depan Perang Besar, AS Mengerahkan Pasukan Militer Lebih Banyak

by -114 Views
Timur Tengah dalam Masa Depan Perang Besar, AS Mengerahkan Pasukan Militer Lebih Banyak

Amerika Serikat (AS) saat ini sedang menambah kekuatan militer di Timur Tengah sebagai langkah defensif untuk meredakan ketegangan di wilayah tersebut. Hal ini diungkapkan oleh seorang pejabat Gedung Putih.

Ketegangan regional meningkat setelah pembunuhan Ismail Haniyeh, pemimpin kelompok Hamas di Palestina, di Teheran pada Rabu (31/7/2024), sehari setelah serangan Israel di Beirut yang menewaskan seorang komandan militer senior dari kelompok Hizbullah Lebanon. Kedua kelompok ini didukung oleh Iran.

Ada kekhawatiran bahwa konflik antara Israel dan militan Palestina di Gaza, yang dimulai Oktober lalu setelah serangan terhadap Israel, bisa meluas menjadi konflik yang lebih luas di Timur Tengah.

Iran dan Hamas menyalahkan Israel atas pembunuhan Haniyeh di Teheran dan bersama dengan Hizbullah, mereka berjanji akan membalas dendam. Pentagon mengatakan akan menambah jet tempur dan kapal perang Angkatan Laut ke wilayah tersebut.

Pejabat Gedung Putih mengatakan tujuannya adalah untuk menurunkan ketegangan di wilayah tersebut, mencegah serangan, dan menghindari konflik regional. AS dan Israel mempersiapkan segala kemungkinan untuk menghadapi situasi yang bisa terjadi kembali.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara dengan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani dan menekankan pentingnya meredakan ketegangan regional.

Presiden AS Joe Biden berharap Iran akan mundur meskipun ada ancaman pembalasan atas kematian Haniyeh. AS juga mengimbau warganya yang ingin meninggalkan Lebanon untuk membuat rencana dengan bijaksana.

Pemerintah Inggris menyarankan warga negaranya untuk meninggalkan Lebanon, sementara Kanada meminta warganya untuk menghindari perjalanan ke Israel karena konflik regional yang meningkat.

Kematian Haniyeh adalah bagian dari serangkaian pembunuhan tokoh senior Hamas dalam perang Gaza. Hamas mengatakan telah memulai proses pemilihan pemimpin baru menggantikan Haniyeh. AS dan mitra internasional lainnya terus melakukan kontak diplomatik untuk mencegah eskalasi konflik regional lebih lanjut.