Presiden China Xi Jinping membocorkan beberapa rencananya tentang Taiwan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam pertemuan keduanya bulan November lalu. Ini disampaikan oleh tiga pejabat AS dalam sebuah wawancara dengan NBC.
Selama pembicaraan, China mengungkapkan niatnya untuk bersatu kembali dengan Taiwan. Beijing menyatakan tetap ingin melakukan hal tersebut secara damai dan meminta Washington untuk tidak ikut campur dalam proses tersebut.
“Selama pembicaraan, Xi terbuka dan jujur tentang masalah ini tetapi tidak terdengar konfrontatif,” kata para pejabat itu, dikutip dari Russia Today, Jumat (22/12/2023).
Xi juga mengaku prihatin terkait dengan kandidat yang mencalonkan diri sebagai presiden Taiwan pada pemilu mendatang. Hal ini sesuai dengan reaksinya yang tajam terhadap komentar beberapa politisi pro-kemerdekaan Taiwan menjelang pemungutan suara yang dijadwalkan bulan depan.
Pada November lalu, Xi masih menyatakan bahwa China ingin bersatu kembali dengan Taiwan secara damai. Pada bulan Oktober 2022, presiden China mengakui kemungkinan Beijing akan menyerang Taiwan jika pulau tersebut mendeklarasikan kemerdekaan.
Biden sendiri memuji pertemuan bulan November sebagai pertemuan yang “paling produktif” dalam beberapa tahun terakhir. Dalam pertemuan tersebut, Washington dan Beijing sepakat untuk memulihkan komunikasi antara militer mereka.
Pada awal Desember, China sekali lagi meminta AS untuk menjauh dari masalah Taiwan dan tetap berpegang pada kebijakan Satu China ketika Menteri Luar Negeri Wang Yi berbicara dengan Menteri Luar Negeri Antony Blinken melalui telepon. Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian integral dari wilayahnya berdasarkan prinsip Satu China.