Ekonom senior dan mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri, mengatakan bahwa pemerintah perlu memperhatikan kepentingan kelas menengah Indonesia. Chatib menyinggung fenomena Chilean Paradox ketika kepentingan kelas menengah tak difasilitasi.
“Saya pikir ini isu yang amat besar,” kata Chatib dalam acara Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia, Jumat (22/12/2023).
Chatib mengatakan bahwa kelas menengah Indonesia saat ini banyak yang menggunakan tabungannya untuk konsumsi. Namun, pemerintah saat ini baru mengurus golongan miskin melalui pemberian bantuan sosial, sementara kelas menengah yang daya belinya juga turun kurang mendapatkan perhatian.
Chatib menggambarkan bahwa Chile merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Amerika Latin. Meski begitu, pada Oktober 2019 meletus kerusuhan sosial yang hampir berujung pada revolusi. Kerusuhan ini dimotori oleh kelas menengah Chile yang merasa tidak puas dengan pemerintah karena kebijakan-kebijakan yang terlalu fokus kepada 10% masyarakat terbawah, sementara kebutuhan kelas menengah terhadap pendidikan yang bagus dan fasilitas umum yang layak kurang mendapatkan perhatian.
Chatib menegaskan bahwa pemerintah Indonesia harus belajar dari peristiwa ini. Karena dalam beberapa tahun ke depan, kelas menengah akan mendominasi penduduk Indonesia dan mereka tidak membutuhkan bantuan sosial atau uang tunai, melainkan fasilitas umum yang baik seperti kualitas pendidikan yang baik dan sarana transportasi yang lebih baik.
Dia juga menambahkan bahwa isu-isu seperti pengelolaan sampah, parkir, dan fasilitas umum akan menjadi penting bagi kelas menengah dan dapat menjadi isu politik di masa depan.
