Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menegaskan bahwa pihaknya menolak gencatan senjata dalam perang yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas. Selain Israel dan Amerika Serikat, terdapat 14 negara lainnya yang juga menolak gencatan senjata ini. Ke-14 negara tersebut adalah Austria, Kroasia, Ceko, Fiji, Guatemala, Hungaria, Israel, Kepulauan Marshall, Federasi Mikronesia, Republik Nauru, Papua Nugini, Paraguay, Tonga, dan Amerika Serikat sendiri.
Meskipun demikian, terdapat 120 negara lainnya yang menyetujui gencatan senjata antara Israel dan Hamas, sementara 45 negara lainnya memilih abstain atau tidak memberikan suara. Indonesia termasuk ke dalam kelompok negara yang menyetujui seruan gencatan senjata.
Majelis Umum PBB telah menyerukan gencatan senjata yang bersifat segera, tahan lama, dan berkelanjutan antara Israel dan Hamas dalam upaya menjaga kemanusiaan. PBB juga menuntut akses bantuan tanpa hambatan ke Jalur Gaza yang terkepung. Seluruh pihak juga diharapkan untuk mematuhi kewajiban berdasarkan hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia internasional.
Meskipun resolusi PBB tidak menyebutkan nama Hamas, mereka menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat terhadap warga sipil yang ditawan secara ilegal, serta mengutuk serangan terhadap warga sipil Palestina dan Israel. Meskipun mosi ini tidak mengikat, hal ini mencerminkan sejauh mana AS dan Israel terisolasi secara internasional ketika Israel meningkatkan operasi daratnya.
Selama ini, PBB belum mencapai kesepakatan bersama terkait krisis Timur Tengah, sehingga pandangan kolektif yang terungkap kali ini merupakan yang pertama kalinya. Sebelumnya, upaya-upaya untuk mencapai kesepakatan di Dewan Keamanan PBB telah gagal karena veto yang digunakan oleh Rusia atau Amerika.
