Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, dan beberapa pemimpin dunia lainnya, termasuk dari China, telah sepakat untuk mengendalikan risiko yang bisa timbul akibat kehadiran dan perkembangan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Pada acara Closing Bell di CNBC Indonesia pada Jumat, 03/11/2023, dijelaskan bahwa para pemimpin dunia tersebut menyadari ancaman yang mungkin terjadi akibat kemajuan teknologi AI. Mereka ingin memastikan bahwa perkembangan AI tidak merugikan masyarakat dan dunia pada umumnya.
Selain itu, mereka berupaya untuk mengatur penggunaan AI secara bijaksana dan bertanggung jawab, agar teknologi AI dapat memberikan manfaat yang optimal tanpa menimbulkan dampak negatif. Pengendalian risiko AI juga menjadi perhatian utama bagi negara-negara tersebut guna melindungi data dan privasi pengguna.
Langkah-langkah konkret dalam membendung risiko AI akan diambil oleh masing-masing negara sesuai dengan kebutuhan dan regulasi yang berlaku. Tujuan utamanya adalah menciptakan sistem AI yang dapat digunakan untuk mendukung inovasi dan kemajuan teknologi, namun tetap mengutamakan keamanan dan kesejahteraan manusia.
Dengan adanya kesepakatan ini, diharapkan risiko dan ancaman yang mungkin muncul akibat kecerdasan buatan dapat dikendalikan dengan baik oleh setiap negara. Hal ini juga menegaskan pentingnya kolaborasi internasional dalam menghadapi tantangan teknologi AI yang semakin kompleks.
Sumber: CNBC Indonesia