Jakarta, CNBC Indonesia – Beberapa serangan dilancarkan terhadap Israel pada malam Kamis. Beberapa rudal dikabarkan ditembakkan dari wilayah Lebanon ke Israel.
“Israel mengalami kerusakan,” seperti yang dilaporkan oleh Al-Jazeera pada Jumat dini hari (3/11/2023). “Brigade Al-Qassam, sayap Hamas di Lebanon, mengklaim bertanggung jawab.”
Video juga menunjukkan beberapa kebakaran terjadi. Roket tampak mengenai mobil dan bangunan di Israel.
Selain Hamas, Hizbullah juga dilaporkan menyerang pada Kamis. Dalam laporan yang sama, Hizbullah mengaku menyerang 19 polisi Israel dalam “serangan terkoordinasi”.
Kelompok ini mengatakan bahwa mereka menyerang posisi militer Israel di sepanjang perbatasan secara bersamaan pada pukul 15.30 kemarin. Mereka menargetkan posisi tersebut dengan “peluru kendali, tembakan artileri”, dan senjata lainnya.
Sebelumnya, kelompok Houthi di Yaman juga dilaporkan menyerang Israel dengan menerbangkan beberapa drone pada Rabu.
“Drone mencapai target,” kata juru bicara Houthi. “Kami akan terus melakukan operasi militer untuk mendukung rakyat Palestina sampai agresi Israel di Gaza berhenti.”
Houthi diyakini bertanggung jawab atas serangan drone pada 28 Oktober. Kelompok pemberontak Yaman ini juga diduga melakukan serangan pada tanggal yang sama di Israel walaupun berhasil dicegat oleh Angkatan Laut Amerika Serikat (AS).
Negara-negara Arab khawatir perang akan meluas dan mengganggu stabilitas di kawasan tersebut. Bahkan, Iran menyebut wajar jika kelompok-kelompok menyerang Israel terkait perang dengan Hamas, dan mereka percaya bahwa akan ada dampak yang lebih luas jika gencatan senjata tidak tercapai.
“Ini wajar jika kelompok dan gerakan perlawanan tidak tinggal diam terhadap setiap kejahatan yang dilakukan oleh Israel,” kata diplomat senior Iran, seperti dikutip dari AFP.
“Mereka tidak akan menunggu nasihat siapa pun, oleh karena itu kita perlu menggunakan kesempatan politik terakhir untuk menghentikan perang,” tambahnya, sambil menyebutkan bahwa situasi bisa “tidak terkontrol”.
Sementara itu, militer Israel mengatakan telah mengepung Gaza pada Kamis malam. Hal ini diumumkan oleh juru bicara militer Israel setelah berhari-hari melakukan operasi darat.
“Tentara Israel telah mengepung kota Gaza, pusat organisasi teror Hamas,” kata juru bicara tersebut kepada wartawan, seperti dikutip dari AFP.
“Konsep gencatan senjata saat ini sama sekali tidak dibahas,” tambahnya.
Dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa situasi di Gaza semakin tegang. Pada Jumat pagi, suara ambulans terdengar di daerah tersebut.
Israel juga terus melakukan bombardir di wilayah tersebut. Drone militer Israel juga terdengar di Gaza.
Meskipun demikian, PBB mengatakan sekitar 300.000 pengungsi Palestina masih berada di utara Gaza. Situasi di Gaza telah “melampaui bencana”, menurut dokter setempat.
(Artikel ini disadur dari CNBC International – Stefania DiPierro dan Samuel Huddleston)