Kunci untuk Indonesia menjadi Negara Maju: Kesejahteraan Rakyat harus diutamakan!

by -464 Views
Kunci untuk Indonesia menjadi Negara Maju: Kesejahteraan Rakyat harus diutamakan!

Proyek Tol Jokowi Berpotensi Bikin Rugi Negara, KPK Buka-bukaan

Jakarta, CNBC Indonesia – Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Teguh Dartanto, mengungkapkan bahwa potensi Indonesia gagal menjadi negara maju pada 100 tahun kemerdekaan atau pada 2045 dapat ditanggulangi sejak dini jika pemerintah tidak hanya menargetkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Teguh menjelaskan bahwa klasifikasi dunia dalam memandang suatu negara sebagai negara maju tidak hanya didasarkan pada pertumbuhan ekonomi tahunan suatu negara, tetapi juga didasarkan pada Gross National Income (GNI) per kapita. Hal ini berarti hanya mengukur pendapatan warga negara Indonesia tanpa memperhitungkan investasi asing langsung.

“Perhitungan pendapatan tersebut hanya mencakup pendapatan WNI, sehingga jika di negara kita didominasi oleh investasi atau banyak investasi asing langsung, maka investasi tersebut tidak menjadi bagian dari perhitungan GNI,” ungkap Teguh dalam program Profit CNBC Indonesia, Senin (30/10/2023).

Teguh menekankan bahwa yang selalu disampaikan kepada masyarakat hanyalah mengenai pertumbuhan ekonomi saja, padahal pertumbuhan GNI per kapita selalu lebih rendah 1% dari pertumbuhan ekonomi tahunan. Dengan demikian, jika pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,3% tahun ini, maka pertumbuhan GNI per kapita hanya sebesar 4,3%.

Berdasarkan perhitungan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Bappenas, agar Indonesia dapat menjadi negara maju pada 2045 dan lepas dari jebakan negara berpendapatan menengah, pertumbuhan ekonomi per tahun minimal harus mencapai 6%. Namun, menurut Teguh, realisasi pertumbuhan selama ini yang masih di bawah 5% jauh dari target tersebut.

Teguh juga mencatat bahwa berdasarkan pengalaman negara lain seperti China, Malaysia, Thailand, Korea Selatan, dan Brazil, hanya China yang memiliki pertumbuhan di atas 6,5% setelah masuk dalam kategori negara berpendapatan menengah atas.

Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia juga mencatat sejumlah sinyal bahwa Indonesia berpotensi gagal menjadi negara maju pada 2045. Pertumbuhan ekonomi Indonesia terbilang stagnan dan tidak pernah melebihi 5%, pertumbuhan kredit per tahun tidak pernah mencapai 15%, rasio pajak terhadap PDB tidak pernah melampaui 11% dan bahkan hanya 9,9% dalam satu dekade terakhir, serta kontribusi industri terhadap PDB yang terus menurun hingga mencapai 18% dan tingkat kemiskinan ekstrem yang persisten sebesar 1,7%.

Teguh mengungkapkan bahwa dengan kondisi seperti ini, kemungkinan besar Indonesia akan sulit menjadi negara berpendapatan tinggi pada 2045.

Sumber: CNBC Indonesia