Dua tokoh PDIP, Hasto Kistiyanto dan Adian Napitulu, membocorkan rencana masa jabatan tiga periode untuk Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Langkah ini diambil PDIP setelah Gibran Rakabuming Raka setuju menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari partai Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Hasto mengatakan permintaan Jokowi untuk tiga periode langsung datang dari seorang menteri. Menanggapi hal ini, Menteri Investasi Bahlil Lahdalia yang juga merupakan Ketua Dewan Pembina Relawan Penerus Negeri angkat bicara.
Ia mengatakan bahwa timbulnya isu penundaan Pemilu 2024 yang memungkinkan Jokowi untuk menjadi Presiden RI selama tiga periode adalah kesalahannya sendiri, bukan dari pihak lain.
“Ada yang berbicara tentang tiga periode di media, katanya itu atas perintah seseorang. Saya ingin mengatakan bahwa yang bicara tentang isu penundaan pemilu itu adalah Bahlil Lahadalia,” kata Bahlil, seperti dikutip dari CNN Indonesia, Minggu (29/10/2023).
“Jika ada yang salah tentang penundaan pemilu, itu salah saya, Bahlil Lahadalia, bukan salah siapa-siapa,” tambahnya.
Lebih lanjut, Bahlil mengatakan bahwa ia tidak diperintah oleh siapa pun. Ide tentang Jokowi tiga periode merupakan respons terhadap survei Burhanuddin Muhtadi saat pandemi.
Menurutnya, jika ide penundaan Pemilu 2024 dianggap baik, maka bisa diikuti. Tetapi, jika memang tidak baik, maka tidak perlu dikembangkan lebih jauh.
“Sekarang sudah terjadi, sudah berlalu, kenapa masih ada yang berbicara tentang tiga periode itu dari seseorang,” katanya.
Sebelumnya, Hasto mengakui bahwa isu tiga periode memang ada dan PDIP menolak hal tersebut. Hasto mengatakan bahwa ia mendengar beberapa ketua partai mengatakan isu tersebut sebagai permintaan langsung dari ‘Pak Lurah’ alias Jokowi.
Sementara itu, Adian mengatakan bahwa retaknya hubungan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Jokowi bermula dari isu tiga periode tersebut.
Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Faldo Maldini, membantah bahwa hubungan Jokowi dengan Megawati memburuk. Dia bertanya balik dasar Adian mengungkap hal tersebut.
“Jika tidak ada bukti, bisa jadi fitnah. Kalau dari kami, tersenyumlah saja. Bersama-sama tahan diri, tidak perlu memperkeruh situasi,” ucap Faldo.