Perdana Menteri (PM) Israel Benyamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dilaporkan mulai tidak sejalan dan saling berselisih. Khususnya dalam hal syarat-syarat gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera di Gaza, Palestina.
Beberapa laporan media Israel menyebut bahwa keduanya berselisih dalam pertemuan kabinet keamanan Israel pada Kamis (29/8/2024) malam.
Dalam laporan CNN, Netanyahu dan Gallant disebut berdebat sengit mengenai apakah dalam kesepakatan gencatan senjata, militer Israel harus meninggalkan Koridor Philadelphia, jalur sepanjang 14 kilometer yang membentang di sepanjang perbatasan antara Gaza dan Mesir. Koridor Philadelphia saat ini dikuasai oleh pasukan Israel IDF.
Pengerahan pasukan Israel di sepanjang koridor tersebut selama tahap pertama perjanjian gencatan senjata telah menjadi pokok perselisihan utama antara Israel dan Hamas, dengan Hamas menyatakan bahwa pasukan Israel harus mundur dari zona perbatasan.
Menurut beberapa sumber, Netanyahu membuat peta yang menunjukkan bagaimana IDF harus tetap berada di koridor tersebut selama fase pertama kesepakatan. Tujuannya adalah untuk mencegah Hamas melanjutkan penyelundupan senjata melalui terowongan di bawah koridor tersebut. “Saya ingin mengajukan keputusan mengenai pasukan IDF yang tetap berada di Koridor Philadelphia untuk mendapatkan persetujuan Kabinet,” kata Netanyahu seperti dilansir oleh CNN, Minggu (1/9/2024).
Namun, Gallant menyela dengan mengatakan, “Maknanya, Hamas tidak akan menyetujuinya, jadi tidak akan ada kesepakatan dan tidak akan ada sandera yang dibebaskan.” Ia juga menuduh bahwa Netanyahu telah menyusun peta yang berbeda dari yang disukai oleh negosiator Israel di Kairo.
Netanyahu dengan marah menolak klaim tersebut, tetapi Gallant bersikeras. “Tentu saja Anda memaksakannya. Anda menjalankan negosiasi sendiri. Karena Anda membubarkan Kabinet Perang, kami hanya mendengar semuanya setelah kejadian.”
Gallant tampaknya mendapat dukungan dari Kepala Staf Umum Herzi Halevi, yang hadir dalam pertemuan tersebut. Ia dilaporkan mengatakan bahwa IDF dapat menarik diri dari koridor dan kembali “pada akhir enam minggu gencatan senjata. Sudah cukup kendala untuk negosiasi, tidak perlu menambah kendala lagi.”
Menurut laporan yang dipublikasikan, Gallant pernah mengatakan bahwa “perdana menteri memang dapat membuat semua keputusan, dan dia juga dapat memutuskan untuk membunuh semua sandera,” yang memicu teguran dari menteri lain. Dia menambahkan bahwa “30 nyawa dipertaruhkan.” Gallant juga menambahkan bahwa “pada akhirnya Sinwar akan mendikte Anda dan Anda akan menarik kembali,” merujuk pada pemimpin Hamas Yahya Sinwar, yang diduga bersembunyi di Gaza.