Perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza terus berlanjut. Israel terus melancarkan serangan untuk menghancurkan Hamas yang telah menyerang Israel selatan pada tanggal 7 Oktober. Beberapa fakta baru juga muncul, seperti kemungkinan perang yang meluas dengan Iran merekrut pasukan melawan Israel dan munculnya front baru terkait militan di Lebanon.
Perdana Menteri Otoritas Palestina, Mohammad Shtayyeh, menolak rencana Israel untuk membentuk otoritas transisi di Gaza setelah perang tersebut. Dia mengatakan bahwa otoritas Palestina tidak akan kembali memerintah Gaza tanpa adanya komprehensif perjanjian yang juga mencakup Tepi Barat sebagai negara Palestina. Shtayyeh menyebut bahwa solusi yang diperlukan adalah visi yang komprehensif dan damai untuk kawasan tersebut.
Iran diketahui sedang mempersiapkan diri untuk berperang dengan Israel. Mereka melakukan perekrutan online untuk mengajak orang-orang Iran untuk bergabung dengan kelompok Hamas di Gaza dalam apa yang mereka sebut sebagai misi “Badai Al Aqsa”. Iran juga memiliki proksi yang kuat di Lebanon, yaitu Hizbullah, yang telah ikut melakukan serangan ke Israel.
Parlemen Tunisia sedang mempertimbangkan undang-undang yang akan mengkriminalisasi normalisasi hubungan dengan Israel. Undang-undang tersebut menyatakan bahwa siapapun yang berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi, budaya, atau militer dengan Israel dapat dihukum dengan penjara atau denda yang tinggi.
Kelompok Hamas di Lebanon Selatan meluncurkan serangan roket ke Israel sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap Gaza. Kelompok militan Islam lainnya, Jamaah Islamiah, juga meluncurkan roket ke Israel. Hizbullah, yang juga berbasis di Lebanon, mengklaim telah menyerang posisi militer Israel. Kekerasan di perbatasan Lebanon-Israel telah menewaskan sedikitnya 59 orang, termasuk pejuang Hizbullah dan warga sipil.
Presiden AS, Joe Biden, menekan Israel untuk melindungi warga sipil di Gaza dan meningkatkan bantuan kemanusiaan di wilayah tersebut. Biden juga membahas upaya untuk melindungi lebih dari 200 sandera yang disandera oleh Hamas. Pemerintahan Biden berada di bawah tekanan untuk memperjelas dukungannya terhadap Israel.
Di Republik Kaukusus Rusia, Dagestan, massa yang mencari warga Israel dan Yahudi menyerbu bandara setelah rumor adanya penerbangan dari Israel. Badan penerbangan Rusia menutup bandara dan memobilisasi pasukan keamanan untuk mengendalikan situasi.
Jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober telah mencapai 7.950 orang, termasuk 116 personel medis. Banyak rumah sakit yang menjadi target serangan. Di sisi Israel, korban tewas akibat serangan Hamas telah mencapai 1.400 jiwa.
Rumah Sakit Al-Quds di Gaza terancam serangan udara setelah Israel memerintahkan evakuasi segera. Departemen Luar Negeri juga melaporkan bahwa puluhan ribu orang di Gaza terpaksa minum air asin atau terkontaminasi karena Israel memutus layanan penting seperti listrik dan bahan bakar untuk desalinasi air.
Artikel ini menyajikan perkembangan terbaru dalam konflik antara Israel dan Palestina, termasuk tanggapan dari pemimpin Palestina, Iran, Tunisia, dan Amerika Serikat, serta situasi di Lebanon dan Rusia. Jumlah korban tewas dan kondisi kemanusiaan di Gaza juga disoroti.