Ancaman El Nino Gorila di Indonesia Dijelaskan oleh Peneliti BRIN

by -134 Views

Peneliti Klimatologi Pusat Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin menjelaskan bahwa Indonesia bisa terancam oleh fenomena El Nino yang kuat. Hal ini terlihat dari hasil kajian dan analisis terbaru yang dilakukan oleh peneliti di Tim Variabilitas, Perubahan Iklim, dan Awal Musim BRIN (TIVIPIAM-BRIN).

“Sekarang El Nino sudah hampir strong, sudah 2 (indeksnya),” kata Erma dalam webinar Kolaborasi Riset Kejadian Ekstrem Laut-Atmosfer Indonesia, Jumat (27/10/2023).

Erma mengungkapkan pengalaman El Nino yang melanda Indonesia tahun 2015. Pada saat itu, berbagai prediksi tentang El Nino tahun 2015 meleset, baik dari segi durasi maupun intensitasnya.

“Pada tahun 2014, semua model prediksi mengira menuju akhir musim hujan akan terjadi El Nino. Ternyata tidak terjadi. Baru tahun 2015 saat masuk peralihan, orang tidak menduga bahwa El Nino akan menjadi kuat,” tambah Erma.

Erma juga membagikan pengalaman ketika ahli El Nino dari NOAA, Michael McPhaden memberikan kuliah di ITB pada saat itu. McPhaden mengatakan bahwa El Nino tahun 2015 tidak bisa diprediksi oleh model apapun.

Erma mengatakan bahwa tahun 2023 ini juga menjadi perhatian banyak ilmuwan karena khawatir akan terjadi situasi yang mirip dengan tahun 2015. Oleh karena itu, perlu memperhatikan intensitas dan durasi El Nino saat ini.

Erma juga menjelaskan bahwa El Nino saat ini terjadi lebih awal karena dampak perubahan iklim. Seharusnya, tanpa perubahan iklim, El Nino baru akan terjadi di tahun 2024.

Erma menjelaskan, perjalanan El Nino saat ini dimulai dari Samudra Pasifik bagian timur di wilayah Peru. Namun, sampai saat ini temperatur terpanas masih di wilayah tersebut dan belum mencapai Indonesia. Oleh karena itu, potensi pengaruh El Nino di Indonesia belum terlihat.

Erma mengingatkan untuk mempersiapkan diri menghadapi masa-masa sulit di tahun 2024 setelah musim hujan berakhir.