Eropa Berencana Untuk Menghentikan Impor Nikel Dari China Mulai Awal 2024

by -360 Views
Eropa Berencana Untuk Menghentikan Impor Nikel Dari China Mulai Awal 2024

Uni Eropa akan menerbitkan undang-undang baru yang menjamin pasokan mineral mentah, seperti aluminium, tembaga, dan nikel, dan akan mengakhiri ketergantungannya terhadap pasokan luar negeri, termasuk dari China.

Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Bahan Baku Kritis (The Critical Raw Materials Act/CRMA) yang dirancang untuk memastikan Eropa menjadi basis manufaktur kendaraan listrik, turbin angin, dan alat ramah lingkungan.

Rencananya aturan ini akan berlaku efektif pada awal tahun 2024 setelah mendapatkan persetujuan final pada akhir bulan ini. Bahan-bahan strategis tersebut mencakup logam dasar aluminium, tembaga, dan nikel, serta bahan utama baterai lithium dan unsur tanah jarang yang digunakan dalam magnet permanen untuk turbin angin atau kendaraan listrik.

Berdasarkan undang-undang tersebut, Uni Eropa telah mengidentifikasi daftar 34 bahan mentah penting, yang penting bagi perekonomian UE dan menghadapi risiko gangguan, 17 di antaranya ditetapkan sebagai “strategis” karena pentingnya bahan tersebut dan ketidakseimbangan permintaan/penawaran global.

Komoditas yang masuk ke dalam daftar strategis tersebut juga disyaratkan diperoleh dari hasil penambangan setidaknya 10% dari kebutuhan tahunan pada 2030, lalu dari hasil daur ulang 25% dan mengolah 40% dari total kebutuhannya. Tidak lebih dari 65% kebutuhan tahunan UE juga harus berasal dari satu negara ketiga.

CRMA ini diusulkan bersamaan dengan Net Zero Industry Act (NZIA), sebagai respons terhadap Undang-Undang Kebijakan Energi Keluar Nol AS (Inflation Reduction Act/IRA) yang memberikan subsidi ramah lingkungan sebesar US$ 369 miliar dan menimbulkan kekhawatiran UE bahwa dunia usaha akan tertarik untuk pindah ke Amerika Utara.

NZIA menetapkan tolok ukur bagi produsen Eropa untuk memproduksi 40% kebutuhan tahunan UE akan produk teknologi ramah lingkungan, seperti sistem tenaga surya dan angin, penyimpanan baterai, dan sel bahan bakar, pada tahun 2030.

Undang-undang tersebut juga menetapkan target untuk mencapai 50 juta ton kapasitas penyimpanan karbon dioksida tahunan pada tahun 2030. Seperti CRMA, undang-undang NZIA mencakup proyek-proyek strategis, titik kontak tunggal di negara-negara UE, dan perizinan yang disederhanakan, dengan jangka waktu maksimum antara 9-18 bulan.