Setiap orang hampir pasti memiliki tahi lalat di tubuhnya, baik sejak lahir maupun muncul seiring pertambahan usia. Tahi lalat sendiri merupakan bintik kecil berpigmen yang terbentuk akibat penumpukan melanosit atau sel penghasil warna kulit. Tidak semua tahi lalat memiliki bentuk dan karakteristik yang sama. Ada tahi lalat datar, menonjol, berwarna cokelat muda, hingga kehitaman, dan ada yang muncul dalam jumlah banyak. Memahami jenis-jenis tahi lalat penting untuk mengenali keunikan kulit dan mewaspadai perubahan yang dapat berpotensi menjadi masalah kesehatan.
Jenis-jenis tahi lalat antara lain tahi lalat bawaan lahir, tahi lalat reguler, tahi lalat displastik, tahi lalat intradermal nevus, dan tahi lalat atipikal. Tahi lalat bawaan lahir atau nevus congenital muncul sejak bayi dilahirkan dengan berbagai ukuran dan warna. Tahi lalat reguler biasanya tidak berbahaya dengan bentuk simetris, berukuran kecil, dan berwarna cokelat atau hitam. Tahi lalat displastik cenderung lebih besar, tidak beraturan, dan memiliki warna bervariasi, seringkali bersifat genetik dan berisiko kanker kulit. Tahi lalat intradermal nevus terbentuk di lapisan dalam kulit, tidak berbahaya tetapi perubahan warna, ukuran, atau bentuknya perlu perhatian. Tahi lalat atipikal sering dikaitkan dengan melanoma, bentuk tidak simetris, risiko kanker meningkat jika jumlahnya lebih dari 50, memerlukan pemantauan dan konsultasi dengan dokter kulit.
Memahami jenis-jenis tahi lalat dapat membantu dalam mengidentifikasi perubahan yang berpotensi menjadi masalah kesehatan. Penting untuk memperhatikan tahi lalat yang ada pada tubuh dan berkonsultasi dengan dokter jika terdapat perubahan yang mencurigakan. Menjaga kesehatan kulit dan memahami tahi lalat adalah langkah preventif yang penting untuk mencegah masalah kesehatan yang lebih serius di masa depan.