Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) mengutuk serangan udara Israel ke wilayah Lebanon Selatan sebagai pelanggaran terhadap Resolusi Dewan Keamanan 1701. Serangan tersebut dianggap membahayakan stabilitas regional yang sudah rapuh sejak November tahun sebelumnya. UNIFIL menegaskan bahwa tindakan Israel semakin menimbulkan keraguan bagi warga sipil apakah konflik dapat diselesaikan tanpa kekerasan. Mereka menekankan bahwa Israel harus segera menghentikan serangan tersebut.
UNIFIL bersama Tentara Lebanon terus berupaya memulihkan stabilitas di wilayah selatan Lebanon dan sepanjang Garis Biru. Pasukan penjaga perdamaian ini mengingatkan bahwa mereka terpaksa berlindung saat serangan udara dilakukan. Mereka juga mendesak semua pihak untuk mematuhi komitmen berdasarkan Resolusi 1701 dan perjanjian Penghentian Permusuhan yang ada.
Sebelumnya, pesawat tempur Israel melancarkan serangkaian serangan udara di Lebanon Selatan yang menargetkan kelompok Hizbullah. Serangan tersebut melanggar kesepakatan gencatan senjata antara kedua belah pihak yang telah dicapai pada November tahun sebelumnya. Konflik lintas batas antara Israel dan Hizbullah mencapai puncaknya pada September 2024 dan menyebabkan kematian lebih dari 4.000 orang. Menurut gencatan senjata, Israel seharusnya mundur sepenuhnya dari wilayah Lebanon Selatan pada bulan Januari, namun hanya sebagian pasukan yang ditarik dengan tetap mempertahankan kehadiran militer di lima pos perbatasan.