Polandia telah meningkatkan kewaspadaan militer secara signifikan sebagai tindakan pencegahan setelah adanya serangan besar-besaran oleh Rusia terhadap Ukraina. Langkah ini mencakup penggunaan jet tempur, pertahanan udara berbasis darat, dan aktivasi sistem radar pada tingkat kesiapan maksimum. Komando Operasional Angkatan Bersenjata Polandia menegaskan bahwa keputusan ini diambil untuk melindungi wilayah udara dan keselamatan warga sipil. Tindakan ini juga dilakukan dalam koordinasi dengan NATO, dimana jet tempur sekutu termasuk F-35 dari Angkatan Udara Belanda dikerahkan untuk membantu menjaga keamanan di langit Polandia.
Serangan Rusia di Ukraina telah memicu kekhawatiran di Polandia, mengingat negara tersebut berbatasan langsung dengan daerah yang sering menjadi target serangan oleh Rusia. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menggambarkan serangan malam itu sebagai sesuatu yang masif, dengan 500 drone serang dan 24 rudal yang ditujukan pada infrastruktur sipil termasuk energi, transportasi, dan permukiman. Sementara itu, Rusia mengklaim berhasil menghancurkan target-target militer Ukraina dan menembak jatuh sejumlah drone serta proyektil HIMARS buatan AS dalam serangan balasan.
Intensifikasi serangan Rusia ini terjadi setelah pertemuan antara Presiden Amerika Serikat dan Presiden Rusia di Alaska, di mana Kyiv pun menjadi sasaran serangan yang merenggut nyawa warga sipil serta merusak infrastruktur kota. Respons dari Ukraina tak lama kemudian, dengan Presiden Ukraina menegaskan bahwa mereka akan merespons serangan tersebut, termasuk dengan cara asimetris. Situasi ini semakin memperumit geopolitik regional dengan NATO dan negara-negara Eropa menyatakan kesiapan untuk merespons agresi militer Rusia terhadap Ukraina.