Krisis Energi Rusia: Warga Terdampak Seperti Tikus Mati di Lumbung

by -34 Views

Warga Rusia, negara penghasil energi terbesar di dunia, sedang mengalami kesulitan mengisi bensin akibat krisis bahan bakar. Serangan drone Ukraina beberapa minggu terakhir membuat sebagian besar kilang minyak di Rusia lumpuh, mengakibatkan lonjakan harga dan kelangkaan pasokan bahan bakar di dalam negeri. Hal ini membuat stasiun pengisian bahan bakar di beberapa wilayah di Rusia kehabisan stok, memaksa pengendara menggunakan bensin dengan kadar oktan lebih tinggi yang jauh lebih mahal karena bensin reguler semakin sulit ditemukan.

Analis energi mencatat bahwa serangan udara Ukraina telah menghancurkan sekitar 17% kapasitas kilang minyak Rusia atau setara dengan 1,1 juta barel per hari. Hal ini menjadi krisis bahan bakar terparah yang dialami Rusia dalam beberapa tahun terakhir. Sementara harga bensin jenis A-95 melonjak hingga 54% lebih tinggi dibandingkan bulan Januari, menambah beban warga di tengah panjangnya antrian di stasiun pengisian bahan bakar.

Meskipun Rusia dikenal sebagai eksportir energi, sebagian besar kilangnya lebih difokuskan untuk produksi ekspor, meninggalkan pasokan dalam negeri tanpa cadangan penyangga yang cukup. Ditambah lagi, sanksi Barat yang membatasi akses Rusia terhadap teknologi perbaikan kilang membuat proses pemulihan infrastruktur energi berjalan lambat. Krisis ini juga berdampak parah di Krimea, dengan bandara ditutup akibat ancaman drone, memperparah tekanan terhadap pasokan bahan bakar.

Meski demikian, krisis bahan bakar ini belum cukup kuat untuk mengguncang upaya perang Rusia. Sebagian besar sektor industri dan militer masih mengandalkan sumber energi alternatif, seperti solar, bukan bensin. Namun, jika serangan drone berlanjut, pemerintah Rusia kemungkinan akan menerapkan sistem penjatahan bensin dalam waktu dekat.

Source link