PT Freeport Indonesia mengungkapkan bahwa produksi tembaga dan emas perusahaan hingga akhir November 2023 telah melampaui target yang telah ditentukan tahun ini.
Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas menyebut, hingga akhir November 2023, produksi tembaga Freeport telah mencapai 1,6 miliar pon. Artinya, walau akhir 2023 masih ada sebulan lagi, namun perusahaan sudah mencapai target produksi dalam setahun yang ditetapkan sebesar 1,6 miliar pon.
Begitu juga dengan produksi emas. Bahkan, realisasi produksi emas PT Freeport Indonesia tercatat lebih tinggi daripada target yang telah ditetapkan. Perusahaan telah memproduksi 1,9 juta ons emas hingga akhir November 2023. Padahal, target produksi emas sepanjang 2023 ditetapkan sebesar 1,8 juta ons.
“Realisasi produksi tembaga sampai saat ini (akhir November) telah mencapai 1,6 miliar pon dan emas 1,9 juta ons. Itu sudah terealisasi,” ungkapnya di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, dikutip Selasa (05/12/2023).
Dengan melihat realisasi produksi tersebut, dia pun meyakini hingga akhir tahun ini produksi masih bisa meningkat lagi.
“Itu sudah terealisasi ya. Sampai akhir tahun ya kita lihat nanti,” imbuhnya.
Perlu diketahui, sejak 2018 lalu, Indonesia resmi menjadi pemegang saham mayoritas PT Freeport Indonesia sebesar 51,2% melalui Holding BUMN Pertambangan MIND ID.
Adapun nilai akuisisi untuk menjadi pemegang saham mayoritas Freeport ini mencapai US$ 3,85 miliar atau setara Rp 55,8 triliun saat itu. Akuisisi ini menandai peningkatan kepemilikan Indonesia di PTFI dari semula hanya 9,36% menjadi 51,23%. Selebihnya masih dimiliki oleh Freeport-McMoran (FCX).
Sumber daya Freeport Indonesia saat ini tercatat sebesar 3 miliar ton dan diperkirakan cukup hingga 2050. Produksi bijih (ore) saat ini sekitar 220.000 ton per hari dari tambang bawah tanah.
Sejak 2020 lalu PTFI telah menghentikan aktivitas produksi di tambang terbuka (open pit) Grassberg, dan bertahap meningkatkan produksi di tambang bawah tanahnya.
Adapun area produksi tambang Freeport ini berada di lahan seluas 9.946 Hektare (Ha) dan luas area penunjang sebesar 116.783 Ha di Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Dari produksi bijih (ore) tersebut kemudian diolah menjadi konsentrat tembaga. Dari kapasitas produksi sekitar 3 juta ton konsentrat per tahun, perusahaan mengirim konsentrat sekitar 1 juta ton per tahun ke smelter tembaga di Gresik, Jawa Timur, yang dioperasikan PT Smelting, untuk kemudian diolah menjadi logam atau katoda tembaga. Dan selebihnya diekspor.
Namun mulai 2024, perusahaan akan mengirimkan semua konsentratnya ke smelter dalam negeri. Pasalnya, perusahaan tengah mengerjakan proyek ekspansi smelter PT Smelting yang bisa meningkatkan penyerapan pengolahan konsentrat sebesar 300.000 ton menjadi 1,3 juta ton per tahun.
Lalu, perusahaan juga tengah membangun smelter baru di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur. Adapun kapasitas smelter baru ini yaitu mengolah 1,7 juta ton konsentrat per tahun dan bisa menghasilkan 600.000 ton katoda tembaga per tahun.
Hingga akhir November 2023 ini, progres pembangunan fisik smelter baru Freeport ini diperkirakan telah mencapai 83% dan pembangunan fisik ditargetkan rampung pada akhir Desember 2023. Pada awal 2024, akan dilakukan pre-commissioning dan commissioning untuk memastikan seluruh peralatan dan fasilitas berfungsi.
Smelter baru dengan investasi sekitar US$ 3 miliar atau sekitar Rp 45 triliun ini ditargetkan mulai beroperasi pada Mei 2024, dan secara bertahap diperkirakan akan beroperasi penuh (full capacity) pada Desember 2024.