Rusia mengumumkan bahwa mereka tidak lagi terikat oleh moratorium yang mereka secara sukarela terapkan terkait pengerahan rudal nuklir jarak menengah berbasis darat. Keputusan ini diambil karena adanya percekcokan antara Rusia dengan Amerika Serikat (AS) dan Eropa terkait konflik di Ukraina. Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan dalam pernyataan resmi bahwa hal ini disebabkan oleh langkah-langkah AS dan NATO dalam menempatkan senjata serupa di Eropa dan Asia-Pasifik. Mereka menilai bahwa Washington telah melanggar kesepakatan sehingga Rusia tidak lagi merasa terikat untuk mematuhinya.
Dalam keterangan tersebut, Rusia menyatakan bahwa aktivitas pengerahan rudal AS di beberapa negara menyebabkan ancaman langsung terhadap keamanan Rusia. Sejak tahun 2023, Rusia mencatat transfer sistem yang mampu meluncurkan rudal jarak menengah ke negara-negara NATO Eropa untuk latihan yang mereka anggap anti-Rusia. Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, menyalahkan negara-negara NATO atas pencabutan moratorium rudal nuklir jarak pendek dan menengah, serta mengumumkan bahwa Rusia akan menyusun langkah lebih lanjut sebagai tanggapannya.
Ketegangan antara Washington dan Moskow semakin memuncak dalam beberapa bulan terakhir terutama terkait upaya Trump untuk mengatur gencatan senjata dalam konflik Rusia-Ukraina. Hal ini menunjukkan eskalasi ketegangan antara kedua negara yang diharapkan akan menjalani perundingan lanjutan untuk mencari solusi.