Pedagang di pasar barang antik Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat mulai merasakan dampak dari sepinya pelanggan. Mereka mengaku omzet penjualan barang antiknya turun hingga 20%-30%. Tori, pedagang kaset dan piringan hitam di pasar tersebut mengungkapkan bahwa omzetnya mengalami penurunan drastis hingga 20%. Hal ini disebabkan oleh pandemi Covid-19, penurunan daya beli masyarakat, dan pengaruh online.
Menurut para pedagang, terlihat bahwa pelanggan yang biasanya datang sudah berkurang. Remi, pedagang barang antik seperti saksofon antik, telepon kuno, dan kamera antik juga merasakan penurunan omzet. Mereka mengatakan bahwa sebelumnya, omzet dapat mencapai puluhan juta hingga ratusan juta, namun saat ini sulit untuk dipastikan jumlahnya.
Ketua Pedagang Pasar Antik Jalan Surabaya, Thamim, mengungkapkan bahwa jumlah pengunjung pasar antik tersebut turun secara drastis sejak adanya pandemi Covid-19. Hal ini disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat yang juga turun. Para pedagang merasa khawatir karena pendapatan yang diperoleh saat ini hanya cukup untuk kebutuhan dasar, serta ada ketidakpastian dalam pembelian barang antik.
Meskipun mengalami kesulitan, para pedagang tetap berharap kepada pengoleksi barang antik dan pembeli yang masih ada. Mereka berusaha bertahan dan berpasrah kepada nasib, sembari berharap kepada Tuhan. Di lokasi pasar barang antik tersebut terlihat suasana sepi, dengan para pedagang yang hanya melakukan perawatan barang antiknya dan menunggu kedatangan pelanggan.
Barang-barang antik yang dijual di pasar tersebut sangat beragam, mulai dari guci, lampu gantung antik, piring-piring antik, patung-patung, hingga alat musik kuno dan gramofon antik. Meskipun terjadi penurunan pengunjung dan pembeli, para pedagang tetap berharap untuk tetap eksis dan menjaga keberlangsungan usaha mereka di pasar barang antik Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat.