Kolaborasi Nasional untuk Mewujudkan Kemandirian Antariksa

by -66 Views

Dari masa Perang Dunia hingga Perang Dingin, Amerika Serikat dan Uni Soviet saling berkompetisi sebagai kekuatan super global, bukan melalui konflik militer langsung, tetapi melalui perlombaan teknologi. Persaingan ini melibatkan pengembangan senjata maju, pesawat canggih, dan senjata nuklir.

Namun, perebutan terbesar terjadi di ranah antariksa. Mulai dari keberhasilan Uni Soviet mengirimkan manusia pertama ke luar angkasa, hingga Amerika Serikat mendaratkan manusia di bulan.

Setelah pendaratan terakhir di bulan pada tahun 1972, eksplorasi antariksa manusia tampak terhenti, bukan karena ketidakmampuan, tapi lebih pada biaya yang sangat mahal untuk mencapai antariksa. Hingga saat ini, manusia belum banyak melampaui orbit bumi atau kembali ke bulan.

Namun, kemajuan ini tidak menghentikan pencapaian manusia. Saat ini, teknologi yang lebih canggih telah diciptakan untuk mengamati antariksa lebih detail. Eksplorasi dilakukan menggunakan drone dan satelit di planet di tata surya kita, serta rover drone di planet Mars.

Meski demikian, sebagian besar pencapaian ini masih didominasi oleh beberapa negara, padahal sebagai manusia, kita memiliki tujuan yang sama. Dengan adanya teknologi baru, banyak negara kini dapat memulai program antariksa mereka sendiri, memicu perlombaan antariksa baru. Pertanyaan tentang siapa yang dapat mencapai dan mengendalikan sumber daya serta kawasan antariksa menjadi isu penting yang dibahas dalam berbagai forum.

Diskusi publik CIReS LPPSP FISIP UI bertajuk “Mewujudkan Kemandirian Antariksa Indonesia di Tengah Rivalitas Global” telah sukses diselenggarakan pada Selasa, 27 Mei 2025, di Auditorium Juwono Sudarsono, FISIP UI Depok.

Acara ini menyoroti pentingnya kemandirian antariksa bagi Indonesia di tengah rivalitas global. Prof. Thomas Djamaluddin (BRIN RI) sebagai Keynote Speaker dan sejumlah narasumber terkemuka turut hadir dalam diskusi tersebut. Diskusi ini membahas bagaimana Indonesia dapat meraih kemandirian antariksa dan mengatasi tantangan yang ada dalam pengembangan sektor antariksa.

Diskusi ini menyoroti sejumlah tonggak penting dalam aktivitas keantariksaan di Indonesia sejak era 1960-an hingga 2012. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia telah bergerak maju dalam pengembangan sektor antariksa, namun masih menghadapi kendala dalam dukungan pemerintah dan pemahaman masyarakat.

Dari hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai kemandirian antariksa, Indonesia memerlukan dukungan kuat dari berbagai pihak. Pemahaman yang lebih baik tentang sektor antariksa perlu ditingkatkan agar generasi mendatang dapat ikut serta dalam mewujudkan cita-cita Indonesia di jagat antariksa. Semoga dengan langkah ini, Indonesia dapat bersaing dalam perlombaan antariksa global di masa mendatang.

Sumber: Kemandirian Antariksa Dan RUU Pengelolaan Ruang Udara Nasional: Strategi Indonesia Hadapi Era Baru Perlombaan Antariksa
Sumber: Kemandirian Antariksa, Era Baru Perang Bintang Indonesia?