8 Dekade TNI: Peran Kokoh dalam Pertahanan – Indonesiadefense.com

by -52 Views

Dr. Rasminto, Ketua Umum Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Jakarta (IKA FISH UNJ), menyoroti perjalanan 80 tahun TNI seiring dengan perjalanan bangsa Indonesia dari masa revolusi hingga era globalisasi dan disrupsi teknologi. Sebagai institusi militer yang dilahirkan dari perjuangan rakyat, TNI memiliki Jatidiri yang terangkai dalam doktrin Tri Dharma Eka Karma, yang menekankan peran sebagai Tentara Pejuang, Tentara Rakyat, dan Tentara Nasional untuk menjaga kedaulatan negara.

Dalam pandangan Jenderal A. H. Nasution, tentara yang berpihak pada rakyat akan lebih kokoh karena moralitasnya bersandar pada legitimasi rakyat. Ini sejalan dengan pandangan Morris Janowitz dalam The Professional Soldier, yang menyatakan bahwa militer profesional sejati juga menjadi bagian aktif dari struktur sosial masyarakatnya.

Sejarah mencatat bagaimana Jenderal Soedirman pada masa gerilya hidup bersama rakyat sebagai pemimpin tanpa jarak. Prinsip “Tentara dan rakyat tidak dapat dipisahkan” yang dipegang teguh oleh Jenderal Soedirman pun menjadi inti etos kemanunggalan yang terus diwariskan hingga sekarang.

Pertahanan Indonesia, seperti yang terkodifikasi dalam Sishankamrata, menegaskan bahwa kekuatan pertahanan negara bukanlah hanya tugas militer semata, melainkan tanggung jawab bersama rakyat. Namun, lanskap geopolitik yang berubah cepat, termasuk situasi Indo-Pasifik yang menjadi arena persaingan strategis kekuatan besar, menunjukkan bahwa tantangan pertahanan semakin kompleks.

Presiden Republik Indonesia Jenderal Prabowo Subianto pada tanggal 10 Agustus 2025 meresmikan pembentukan 100 Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan (Yonif TP) dan 20 Brigade Teritorial Pembangunan (Brigif TP) dalam upaya reorganisasi strategi pertahanan nasional. Modernisasi alutsista dan perwujudan kemanunggalan antara TNI dan rakyat menjadi fokus dalam langkah-langkah kebijakan pertahanan tersebut.

Masa depan pertahanan nasional menuntut keseimbangan dengan memperkuat jati diri yang kuat, kekuatan operasional yang adaptif, dan kemanunggalan dengan rakyat sebagai sumber legitimasi utama. Kehadiran reorganisasi 100 Yonif TP dan enam Grup Kopassus harus menjadi bukti bahwa TNI tidak hanya meningkatkan kuantitas, tetapi juga memperdalam kualitas dalam menghadapi perang generasi kelima.

Peringatan Dirgahayu TNI ke-80 diharapkan dapat menjadi momentum untuk tetap memperkuat jati diri, sinergi dengan rakyat, dan menjaga NKRI sebagai garda bangsa yang tegar dan berjiwa luhur.

Source link