Toyota yakin bahwa sel bahan bakar hidrogen bisa menjadi alternatif yang signifikan di masa depan meskipun dominasi mobil listrik. Dalam wawancara dengan Sean Hanley dari Toyota Australia, dia percaya bahwa powertrain hidrogen dapat menggantikan diesel dalam beberapa dekade mendatang. Meskipun awalnya meremehkan, Hanley yakin bahwa hidrogen bisa menjadi pilihan yang lebih baik daripada diesel. Namun, tantangan yang dihadapi adalah infrastruktur pengisian bahan bakar hidrogen yang harus dibangun lebih baik daripada sekarang.
Sejarah hidrogen sebagai sumber energi tidaklah baru. Toyota sendiri sudah mulai mengembangkan kendaraan berbahan bakar hydrogen sejak tahun 1990-an. Pada abad ke-19, hidrogen telah diteliti oleh para ilmuwan, namun menjadi kurang diminati dengan popularitas kendaraan bensin pada abad ke-20. Meskipun demikian, General Motors meluncurkan kendaraan sel bahan bakar hidrogen pertama, Electrovan, pada tahun 1966.
Meskipun masih ada banyak kendala terkait infrastruktur dan minat pasar yang rendah, produsen mobil seperti BMW tetap berinvestasi dalam teknologi sel bahan bakar hidrogen. BMW bahkan berencana untuk memproduksi secara massal teknologi sel bahan bakar generasi berikutnya pada tahun 2028. Meskipun Stellantis telah mengakhiri investasinya dalam bidang ini, teknologi sel bahan bakar hidrogen tidak akan menghilang begitu saja dalam waktu dekat. Tetap ada keyakinan bahwa hidrogen bisa menjadi solusi yang efisien dan ramah lingkungan bagi industri otomotif.
