Musik Pop Indonesia telah menjalani perjalanan panjang sejak era 1960-an hingga saat ini, mencerminkan dinamika budaya, politik, dan teknologi yang terus berubah seiring waktu. Perkembangannya menghadirkan warna baru setiap dekade, mulai dari gaya bermusik hingga cara produksi yang terus berkembang. Musik Pop di Indonesia juga terus bersatu dengan identitas bangsa dari panggung lokal hingga era digital, menjadi cerminan kehidupan masyarakat. Sejarah musik Pop Indonesia berakar dari tradisi Orkes Melayu di Medan pada 1930-an, memadukan musik Melayu klasik dengan pengaruh India, Arab, dan instrumen Barat untuk membentuk dasar musik populer Nusantara. Di dekade 1950-an, orkes ini semakin populer di Jakarta dan Surabaya, menjadi landasan lahirnya genre baru seperti dangdut dan pop modern yang mendominasi industri musik Indonesia. Fase awal ini menandai integrasi musik tradisional dengan aransemen modern, membentuk ciri khas pop Indonesia yang telah dikenal hingga kini.
Awal tahun 1960-an, band Koes Bersaudara hadir sebagai pelopor musik pop modern di Indonesia, dengan membawa gaya ringan yang terinspirasi oleh The Beatles. Meski menghadapi penjara pada masa pemerintahan Sukarno, popularitas mereka terus tidak terbendung. Berganti nama menjadi Koes Plus tahun 1969, grup ini mencetak lebih dari 450 lagu dan menjadi ikon penting dalam sejarah musik pop Indonesia. Di dekade 1970-1980-an, musik pop Indonesia mencapai kejayaan puncak dengan kemunculan musisi legendaris seperti Chrisye, Ebiet G. Ade, Titiek Puspa, dan Vina Panduwinata. Kompetisi Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) Prambors juga memunculkan banyak talenta baru. Pop Indonesia terbagi menjadi dua subgenre utama, yaitu pop melankolis dan pop kreatif, masing-masing dengan karakteristik lirik dan aransemen yang unik.
Masuk era 1990-an, musik pop Indonesia semakin beragam dengan adanya band-band seperti Sheila on 7, Padi, Dewa 19, dan Gigi yang memperkenalkan nuansa pop rock dengan lirik yang dekat dengan kehidupan remaja. Solois seperti Nike Ardilla, Krisdayanti, dan Ruth Sahanaya juga mendominasi tangga lagu dengan balada romantis. Era 2000-an terus menyaksikan perkembangan teknologi digital yang memengaruhi distribusi musik melalui platform online seperti YouTube, Spotify, dan TikTok, memungkinkan musisi Indonesia menjangkau pasar global. Pengaruh dari K-Pop, J-Pop, dan musik internasional lainnya turut memperkaya variasi musik pop Indonesia.
Dengan perjalanan musik pop sejak akar Orkes Melayu hingga era digital, pop Indonesia terus berevolusi tanpa kehilangan daya tariknya. Musik pop menjadi wadah ekspresi generasi dari masa ke masa, mencerminkan transformasi budaya, teknologi, dan selera musik sepanjang zaman. Dari integritas tradisi hingga eksplorasi karakteristik modern, musik pop Indonesia terus memberikan warna baru yang tetap mengakar pada identitas nasionalnya. Demikianlah ringkasan perjalanan musik pop di Indonesia, mencakup transformasi yang terjadi dari masa ke masa.