Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali, menekankan pentingnya validasi organisasi di TNI AL, terutama Korps Marinir, untuk menghadapi perubahan dinamis dalam lingkungan strategis. Menurut Ali, dengan adanya perubahan global dan regional yang cepat serta dinamika nasional yang terjadi, diperlukan struktur organisasi yang adaptif, responsif, dan efisien dalam TNI AL. Tujuan dari validasi organisasi ini adalah untuk memastikan setiap satuan, jabatan, dan fungsi di TNI AL, termasuk Korps Marinir, dapat bekerja secara optimal dan saling mendukung. Dengan demikian, kemampuan operasional dan pembinaan satuan di seluruh lini akan semakin kuat.
Ali juga menegaskan bahwa reorganisasi ini tidak hanya sekadar penyesuaian nomenklatur atau jabatan, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tempur, mobilitas, dan kesiapan prajurit di lapangan. Struktur yang tepat akan memudahkan komando dalam mengelola sumber daya, mempercepat pengambilan keputusan, dan meningkatkan daya gentar TNI AL di hadapan setiap potensi ancaman. Panglima Korps Marinir (Pangkormar) Letjen (Mar) Endi Supardi juga menyatakan bahwa langkah validasi organisasi ini mendapat dukungan penuh dari Presiden Prabowo Subianto, yang menunjukkan komitmen untuk memperkuat Korps Marinir.
Dalam upaya itu, Prabowo juga telah meresmikan pembentukan 14 Komando Daerah Angkatan Laut (Kodaeral) yang menggantikan nomenklatur Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) di beberapa wilayah strategis. Langkah ini diharapkan akan membuat Korps Marinir semakin solid, profesional, dan memiliki posisi strategis yang lebih kuat, baik di tingkat nasional maupun internasional. Adanya pembentukan Kodaeral ini juga disampaikan dengan daftar lokasi penempatan dan komandannya. Selain itu, peran Korps Marinir diakui sebagai salah satu kebanggaan bangsa, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional. Dengan demikian, perhatian dan dukungan terhadap Korps Marinir diharapkan akan semakin meningkat ke depannya.
