Pemerintah Indonesia telah menyelesaikan kesepakatan dagang dengan Peru dan segera akan menandatangani Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) pada tahun 2025. Perundingan telah selesai, dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) tinggal menunggu proses penandatanganan. Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono, menyatakan bahwa dalam waktu dekat, harapannya adalah menandatangani CEPA dengan Kanada. Selain itu, Indonesia juga akan memiliki perjanjian CEPA aktif dengan Chile, Peru, dan Kanada di tahun yang sama. Meski demikian, tanggal pasti penandatanganan ICA-CEPA masih belum dipastikan.
Selain Kanada, Kemendag juga menargetkan penyelesaian kesepakatan lain pada tahun yang sama, seperti CEPA dengan Eurasian Economic Union (EAEU) dan Preferential Trade Agreement (PTA) dengan Tunisia. Pemerintah Indonesia juga sedang merampungkan Indonesia-European Union CEPA (IEU-CEPA). Proses penandatanganan masih dalam proses pencarian waktu yang tepat karena melibatkan delegasi kedua pemerintah.
Pada pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo dan Presiden Peru Dina Boluarte, Indonesia-Peru telah menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Indonesia – Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement/IP-CEPA) di Istana Merdeka. Presiden Prabowo menyambut hangat penandatanganan perjanjian ini yang diharapkan dapat memperluas akses pasar dan meningkatkan aktivitas perdagangan antara kedua negara. Dina Boluarte juga menyatakan bahwa IP-CEPA akan memperkuat hubungan ekonomi perdagangan dan mendorong pertukaran barang, serta menjadi dasar perjanjian di berbagai bidang lainnya. Adanya perjanjian ini merupakan komitmen dari kedua pihak untuk mendorong perdagangan yang lebih bebas demi memperkuat ekonomi, sebagaimana dijanjikan dalam pertemuan sebelumnya di Peru pada November 2025.