Industri makanan dan minuman (mamin) telah terbukti menjadi sektor yang penting bagi perekonomian Indonesia. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan bahwa sektor ini masih menjadi penyumbang terbesar dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal pertama 2025. Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengungkapkan bahwa industri mamin berkontribusi hingga 41,15% terhadap PDB non-migas dan 7,2% terhadap PDB nasional. Selain itu, nilai ekspor sektor mamin mencapai US$ 14,66 miliar dan nilai impornya adalah US$ 4,23 miliar selama Januari-April 2025.
Pertumbuhan realisasi investasi sektor mamin juga signifikan, mencapai Rp 22,64 triliun pada kuartal I-2025. Hal ini menghasilkan surplus neraca perdagangan sektor mamin sebesar US$ 10,43 miliar. Faisol juga memaparkan perkembangan beberapa subsektor strategis dalam industri mamin seperti kakao, kopi, teh, susu, tembakau, dan minuman mengandung etil alkohol (MMEA).
Indonesia telah berhasil menempati posisi keempat sebagai produsen kopi dunia, dengan nilai ekspor produk olahan kopi mencapai US$ 661 juta pada 2024. Selain itu, Indonesia juga merupakan eksportir terbesar ke-11 di dunia untuk teh dengan ekspor mencapai 36.738 ton senilai US$ 59,24 juta. Industri pengolahan susu juga menunjukkan pertumbuhan, dengan nilai ekspor mencapai US$ 233,5 juta pada tahun sebelumnya.
Faisol berharap bahwa Indonesia dapat memanfaatkan kelimpahan komoditas perkebunan untuk memperkuat industri pengolahan dalam negeri. Melalui kegiatan seperti Business Matching dan Pameran Specialty Indonesia, koneksi industri dalam negeri dengan mitra global dapat ditingkatkan. Hal ini juga memungkinkan produk unggulan seperti kopi, teh, kakao, susu, dan buah dapat diperkenalkan di pasar global. Dengan fokus pada peningkatan nilai tambah produk dalam negeri, industri makanan dan minuman Indonesia diharapkan terus tumbuh dan bersaing di tingkat global.