Potensi gempa megathrust bukanlah hal yang asing bagi Indonesia. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa seringkali terjadi gempa di wilayah ini. Berdasarkan data BMKG, sejak gempa besar dengan magnitudo 7,1 di Megathrust Nankai Jepang Selatan pada 8 Agustus 2024, telah terjadi tujuh kali gempa di Indonesia, meskipun tidak ada kaitannya dengan gempa megathrust di Jepang.
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, tidak ada hubungan antara rentetan gempa pasca-megathrust di Jepang dengan gempa di Indonesia. Berdasarkan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017, terdapat 13 segmen megathrust yang memiliki potensi mengancam Indonesia dengan magnitudo varian mulai dari 7,8 hingga 9,2.
Tren peningkatan gempa di Indonesia juga menjadi perhatian. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kejadian gempa bumi di Indonesia menunjukkan peningkatan, namun alat pemantauan yang disebarkan BMKG semakin banyak. Dalam sebuah webinar, Dwikorita Karnawati dari BMKG menekankan pentingnya mitigasi bencana geohidrometeorologi dalam menghadapi gempa bumi, tsunami, dan bencana hidrometeorologi akibat perubahan iklim.
BMKG terus berupaya meningkatkan sistem info dini gempa dan peringatan dini tsunami dengan meningkatkan jumlah seismograf yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Aktivitas gempa yang termonitor BMKG menunjukkan peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun, sehingga penting untuk terus beradaptasi dengan dinamika tektonik yang terus meningkat.