Menurut Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment dari Pilarmas Investindo Sekuritas, bursa regional Asia mengalami penguatan karena ketidakpastian perdagangan yang sedang meningkat. Presiden AS Donald Trump telah mengonfirmasi bahwa tidak akan ada perubahan atau perpanjangan tarif terbaru, yang mempengaruhi keputusan para pelaku pasar. Meskipun ada ruang untuk negosiasi, Trump tetap mempertahankan deadline tarif resiprokal hingga 1 Agustus 2025. Di sisi lain, data dari China menunjukkan kenaikan harga konsumen sebesar 0,1% year on year pada Juni 2025, mengindikasikan tanda-tanda positif untuk pemulihan permintaan. Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan kunjungan ke AS untuk melanjutkan negosiasi tariff pasca penerapan tarif tetap 32% oleh Trump. Beberapa harapan positif juga terpancar dari aksi penawaran saham perdana (Initial Public Offering) di BEI, dengan mayoritas saham IPO yang mengalami peningkatan atau Auto Rejection Atas (ARA). Bank Indonesia melaporkan pertumbuhan Indeks Penjualan Riil (IPR) sebesar 1,9% (yoy) pada Mei 2025, menunjukkan perbaikan signifikan dalam aktivitas produksi dibandingkan bulan sebelumnya, memberikan sinyal positif bagi sektor industri.
IHSG 9 Juli 2025: Saham NICE Melonjak 24,46% di Tengah Pergerakan Hijau
