Putin & Xi Jinping Tak Hadir di Pertemuan BRICS: Penjelasannya

by -19 Views

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping tidak akan menghadiri pertemuan puncak BRICS di Brazil besok, Minggu (5/7/2025). Kehadiran keduanya yang absen dalam pertemuan ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah nilai ideologis bagi China dan Rusia, negara pendiri BRICS, mulai berkurang dalam pertemuan tersebut. Xi Jinping yang biasanya menghadiri pertemuan BRICS selama 12 tahun terakhir, kali ini tidak hadir tanpa alasan resmi. China diwakili oleh perdana menteri Li Qiang dalam pertemuan besok.

Sementara itu, Putin sedang menghadapi surat perintah penangkapan dari pengadilan pidana internasional (ICC). Kebanyakan orang menduga bahwa Putin memutuskan untuk tidak pergi ke Rio de Janeiro sebagai bentuk penghormatan kepada Brazil yang juga merupakan penanda tangan undang-undang ICC. Ini bukan kali pertama Putin tidak hadir dalam pertemuan BRICS, sebelumnya dia juga absen pada pertemuan puncak di Afrika Selatan pada tahun 2023 karena alasan yang sama.

BRICS, sebagai kelompok negara berkembang, menjadi alternatif bagi kekuatan kelompok G7. Dua tahun terakhir, BRICS mengalami perluasan dan penambahan anggota baru seperti Indonesia, Iran, Mesir, Ethiopia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Hal ini membuat BRICS lebih condong ke arah autokrasi, yang membuat beberapa negara seperti Brazil, Afrika Selatan, dan India merasa tidak nyaman. Menurut Brazil, pengelompokan BRICS merupakan salah satu contoh munculnya tatanan dunia baru.

Bicara tentang kebijakan luar negeri Amerika Serikat saat ini, Antonio Patriota, mantan menteri luar negeri Brazil, menyatakan bahwa AS sedang menuju transisi menjadi dunia multipolar. Ini didorong oleh kebijakan Presiden AS, Donald Trump, yang mengutamakan kepentingan Amerika dan mengubah tatanan dunia dari negara adikuasa menjadi dunia multipolar dengan kekuatan yang tersebar lebih merata. Patriota juga menekankan bahwa kemungkinan adanya aliansi baru yang akan menantang distribusi kekuasaan saat ini. Jadi, saat ini mungkin akan ada dua kutub kekuasaan yang berkembang, mengubah tatanan dunia yang dulunya didominasi oleh satu kutub kekuasaan barat menjadi multipolar.

Source link