Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan potensi cuaca ekstrem selama seminggu ke depan, terutama di wilayah Indonesia bagian selatan dan timur. Meskipun sebagian wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, BMKG mengingatkan bahwa potensi hujan berintensitas tinggi masih harus diwaspadai. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan awan signifikan di wilayah selatan dan timur Indonesia, yang tercermin dari anomali negatif Outgoing Longwave Radiation (OLR). Di samping itu, fenomena global Madden-Julian Oscillation (MJO) yang aktif di kawasan timur Indonesia menjadi salah satu pemicu utama potensi hujan lebat, petir, dan angin kencang di banyak wilayah dalam beberapa hari ke depan.
Selain itu, BMKG juga memantau sirkulasi siklonik di barat daya Lampung dan Selat Karimata yang membentuk area perlambatan angin (konvergensi) dari Selat Sunda hingga Laut Jawa. Peningkatan kecepatan angin permukaan di beberapa wilayah laut juga telah terdeteksi, sehingga BMKG memperingatkan kemungkinan gelombang tinggi di laut lepas. Udara kering dari belahan bumi selatan yang melintasi selatan Jawa juga memperburuk ketidakstabilan atmosfer, yang bisa memicu hujan deras di sebagian wilayah barat dan tengah Pulau Jawa.
Untuk periode 4-7 Juli 2025, prakiraan cuaca menunjukkan kondisi sebagian besar masih cerah berawan dan hujan ringan, dengan potensi hujan sedang hingga lebat di beberapa wilayah seperti Aceh, Sumsel, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, seluruh Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. BMKG juga mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk selalu memantau prakiraan cuaca harian, menghindari aktivitas di ruang terbuka saat hujan lebat, waspada terhadap pohon tumbang dan infrastruktur rapuh akibat angin kencang, serta tetap menjaga hidrasi dan perlindungan kulit karena cuaca panas masih mungkin terjadi. Masyarakat juga diingatkan untuk siap menghadapi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan banjir bandang.