Minuman beralkohol sering dianggap sebagai cara untuk bersantai dan bersosialisasi. Namun, alkohol yang dikonsumsi tidak langsung hilang begitu saja dari tubuh. Proses penyerapan dan pembuangan alkohol membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk setiap orang, tergantung pada kondisi individu dan cara pemeriksaannya.
Alkohol diserap oleh tubuh dengan cepat setelah diminum, sekitar 20% langsung masuk ke pembuluh darah melalui lambung dan sisanya ke usus halus. Setelah itu, alkohol menyebar ke seluruh tubuh dan mencapai otak, menyebabkan efek seperti rasa hangat dan pusing. Tubuh manusia dapat memecah alkohol dengan kecepatan sekitar 20 mg/dL per jam. Meskipun demikian, tubuh lebih cepat menyerap alkohol daripada mengeluarkannya. Sebagai contoh, seseorang dengan berat 68 kilogram yang minum satu gelas alkohol akan mengalami peningkatan kadar alkohol dalam darah sekitar 0,02 persen, sementara tubuhnya hanya dapat membersihkan alkohol sekitar 0,016 persen per jam.
Alkohol dapat terdeteksi dalam tubuh melalui berbagai jenis tes, seperti tes darah, napas, urine, air liur, dan rambut. Rentang waktu deteksi alkohol dalam tubuh bervariasi tergantung pada jenis tes yang dilakukan. Berat badan, usia, jenis kelamin, kondisi hati, dan kecepatan metabolisme tubuh adalah faktor yang mempengaruhi lamanya alkohol bertahan dalam sistem tubuh. Kesadaran akan risiko kesehatan dan hukum yang terkait dengan konsumsi alkohol menjadi penting untuk ditekankan kepada masyarakat.