Uni Eropa (UE) menghadapi risiko menjadi semakin bergantung pada bahan baku dan teknologi dari China, bahkan bisa berubah menjadi “provinsi China” jika langkah tegas tidak segera diambil. CEO produsen baterai kendaraan listrik AMG Lithium, Stefan Scherer, menyampaikan peringatan ini saat wawancara dengan The Guardian di Jerman. China memegang kendali sekitar 60% proses pemurnian lithium global dan menguasai rantai pasokan komponen baterai kendaraan listrik, memberi Beijing pengaruh besar terhadap sektor teknologi yang tengah difokuskan oleh Eropa untuk transformasi industri.
Scherer menilai bahwa meskipun Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, telah mengimbau pengurangan ketergantungan pada China dan memperkuat produksi dalam negeri, pasar Eropa masih terpenuhi oleh produk impor murah dari China, termasuk baja dan baterai. Tanpa perlindungan yang memadai dari Brussel, industri UE terus terancam tergerus dan Scherer menyatakan bahwa UE mungkin lebih baik mendaftar sebagai provinsi China jika situasi terus berlanjut. Scherer juga mengkritisi hubungan perdagangan yang memburuk antara UE dan Amerika Serikat, yang bisa berdampak negatif, terutama terhadap industri otomotif Jerman.
Institut Ekonomi Jerman memperkirakan bahwa penerapan penuh tarif dari Amerika Serikat dapat menyebabkan kerugian ekonomi Jerman mencapai 200 miliar euro hingga tahun 2028. Meskipun von der Leyen mengusulkan strategi “de-risking” sebagai alternatif pemutusan total hubungan dengan China, Scherer memperingatkan bahwa waktu untuk bertindak semakin sempit. Kondisi ini menunjukkan pentingnya UE untuk segera mengambil tindakan yang tepat demi melindungi kepentingan industri dan ekonomi mereka.