Pendapatan MBMA Turun 18% hingga Kuartal I 2025: Analisis dan Penyebab

by -15 Views

Pembangunan jalan angkut baru yang menghubungkan Tambang SCM dengan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) terus berlanjut. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi biaya logistik, meningkatkan kapasitas pengangkutan saprolit, serta mendukung infrastruktur transmisi dan pipa untuk pabrik HPAL MBMA. MBMA tengah mengembangkan pabrik HPAL sebagai bagian dari sistem produksi terintegrasi, bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan material baterai terkemuka melalui pengembangan PT ESG New Energy Material, PT Meiming New Energy Material, dan PT Sulawesi Nickel Cobalt. PT ESG akan memulai produksi dari Train A pada akhir 2024, diikuti oleh Train B pada semester kedua 2025. Sementara itu, PT Meiming telah berhasil melaksanakan komisioning pabrik utama dan memperoleh Izin Usaha Industri pada April 2025. PT SLNC juga telah mencapai kemajuan konstruksi sebesar 14,35%, dengan target komisioning pada semester kedua 2026. Di sisi lain, pabrik AIM yang dirancang untuk memproses 1,0 juta ton bijih pirit setiap tahunnya mencapai tonggak penting pada kuartal pertama 2025. Proses di konsentrator sangat positif dengan debottlenecking sedang diterapkan untuk meningkatkan hasil produksi. Melalui investasi strategis dan peningkatan infrastruktur, MBMA bertujuan untuk memperkuat platform produksi nikel yang efisien, terintegrasi, dan dapat ditingkatkan skalanya dengan biaya yang rendah. Teddy Oetomo, selaku perwakilan, menyatakan bahwa MBMA tetap berfokus pada keunggulan operasional dan penciptaan nilai berkelanjutan di seluruh operasi mereka yang terpadu.

Source link