Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan telah melakukan penarikan utang baru untuk mengatasi defisit APBN hingga Semester I-2025 sebesar Rp 315,4 triliun. Jumlah ini setara dengan 40,7% dari target pembiayaan APBN yang berasal dari utang. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan informasi ini dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR.
Selain itu, total penarikan utang baru untuk menutup defisit APBN hingga Semester I-2025 yang mencapai Rp 204,2 triliun berasal dari penerbitan SBN dan pinjaman. Penerbitan SBN yang mencapai Rp 308,6 triliun sudah mencapai 48% dari target APBN 2025. Meskipun demikian, penarikan utang dari pinjaman mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
Proyeksi defisit APBN 2025 diperkirakan akan melebar dari target sebelumnya karena pendapatan negara yang tidak mencukupi dengan kebutuhan belanja negara yang besar. Sri Mulyani memperkirakan defisit akan mencapai Rp 662 triliun hingga akhir tahun. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah berencana memanfaatkan saldo anggaran lebih (SAL) APBN 2024 yang tersisa supaya defisit tidak harus dibiayai semuanya dengan penarikan utang baru. Selain itu, belanja negara juga akan fokus untuk merealisasikan program-program prioritas pemerintah.