Buah asal Indonesia yang mungkin belum banyak dikenal orang adalah sukun. Tidak hanya lezat, tetapi juga dianggap memiliki potensi besar dalam menyelamatkan dunia. Sejak abad ke-17, sukun mulai menarik perhatian masyarakat Eropa karena fantasi atas buah yang diyakini lebih superior dari buah-buahan lain. Namun, sulit untuk mendapatkan buah tersebut di Eropa yang memiliki iklim dingin. Orang Eropa baru berhasil menemukan buah itu saat penjelajahan samudera dimulai dan ternyata buah tersebut merupakan buah asal Indonesia.
Nama asli dari sukun adalah Artocarpus altilis dan ini adalah buah yang tersebar luas di wilayah Nusantara dan negara-negara Pasifik. Pada abad ke-17, sejarah mencatat interaksi pertama orang Eropa dengan sukun ketika penjelajah Inggris, William Dampier menemukannya di Guam pada tahun 1686. Dampier menggambarkan buah tersebut yang mirip roti panggang dan menyebutnya sebagai breadfruit karena saat dipanggang, rasanya mirip roti panggang.
Kemudian, pada tahun 1775, James Cook berhasil membawa bibit sukun dari Tahiti ke Karibia atas permintaan ahli botani Joseph Banks. Bibit sukun ditanam di koloni Inggris dengan tujuan untuk mengatasi krisis pangan dengan menggunakan sukun sebagai makanan budak. Lambat laun, sukun mulai dikenal oleh banyak negara di seluruh dunia.
Sukun mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat untuk kesehatan, seperti vitamin C, potasium, dan magnesium. Departemen Kesehatan Amerika Serikat bahkan menyebut sukun sebagai superfood karena konsistensi tinggi seratnya, rendah lemak, dan gula. Hal ini membuat sukun dianggap sebagai solusi untuk mengatasi krisis pangan yang disebabkan oleh perubahan iklim. Kini, pohon sukun tidak hanya tumbuh di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara di seluruh dunia.