Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 mengalami perubahan besar dengan melibatkan 32 peserta dan kompetisi yang lebih merata. Di antara klub-klub elit dari berbagai benua, Auckland City FC dari Selandia Baru tampak mencuri perhatian sebagai wakil amatir yang unik. Meskipun bermain di liga domestik yang masih di tingkat amatir, Auckland City berhasil melaju ke Piala Dunia Antarklub sebagai juara Liga Champions Oseania, bahkan meraih gelar juara empat kali berturut-turut. Hal menarik dari klub ini adalah mayoritas pemainnya memiliki pekerjaan tetap di luar sepak bola, seperti pegawai kantoran, agen properti, sopir forklift, bahkan supervisor gudang farmasi. Keseharian para pemain amatir ini sangat padat, dengan jadwal yang membutuhkan dedikasi tinggi dalam menjalani aktivitas sepak bola dan pekerjaan tetap mereka.
Meskipun dihadapkan dengan kekuatan tim-tim besar seperti Bayern Munchen, Benfica, dan Boca Juniors, Auckland City tetap fokus pada strategi bertahan dan kerjasama tim. Meski kalah dalam laga pembuka melawan Bayern Munchen, mereka memberikan perlawanan solid. Pelatih dan pemain veteran tim, Cam Howieson, menyatakan bahwa Auckland City merupakan representasi dari 99,9 persen pemain sepak bola dunia yang bukan profesional. Meskipun memiliki keterbatasan, semangat dan dedikasi para pemain ini menginspirasi banyak orang dan memberikan warna baru dalam kompetisi klub bergengsi.
Dengan partisipasi Auckland City FC di Piala Dunia Antarklub 2025, terlihat jelas semangat olahraga dan kecintaan terhadap sepak bola yang mereka miliki. Di tengah dominasi tim-tim kaya dan penuh bintang, keberadaan klub amatir ini memberikan nuansa unik dan inspiratif dalam dunia sepak bola. Sebuah cerminan bahwa dengan tekad dan kerja keras, prestasi luar biasa pun dapat dicapai, tidak peduli dari latar belakang atau status klub.
