Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengancam akan menaikkan tarif impor mobil dalam waktu dekat dengan tujuan mendorong investasi produsen otomotif di dalam negeri. Pernyataan Trump ini menimbulkan ketidakpastian bagi industri otomotif global yang sedang menghadapi tekanan biaya akibat kebijakan perdagangan proteksionis pemerintahannya. Produsen mobil, terutama dari Detroit seperti General Motors (GM), Ford, dan Stellantis, telah meminta penurunan tarif 25% yang diberlakukan terhadap kendaraan impor. Namun, keputusan Trump memperumit situasi dengan menekankan pentingnya investasi dalam negeri untuk memperkuat industri otomotif AS.
Trump menyoroti sejumlah pengumuman investasi baru dari perusahaan otomotif sebagai dampak dari tekanan tarif, seperti investasi dari General Motors dan Hyundai. Meskipun investasi ini mengindikasikan reaksi positif terhadap kebijakan tarif Trump, perusahaan-perusahaan otomotif lain seperti Ford Motor dan Subaru of America mengalami peningkatan biaya produksi dan penurunan laba akibat tarif tersebut. Ford memperkirakan pemangkasan laba operasional sekitar US$1,5 miliar tahun ini, sementara GM melaporkan eksposur mereka terhadap tarif mencapai hingga US$5 miliar.
Sementara itu, pemerintah Meksiko juga merespons kebijakan tarif AS dengan memberlakukan tarif rata-rata 15% untuk kendaraan yang diekspor ke AS. Namun, kebijakan tarif Trump tetap menimbulkan beban berat bagi produsen mobil, terutama yang mengimpor kendaraan dari negara-negara tertentu seperti Korea Selatan. Dengan terus berkembangnya ketidakpastian di pasar otomotif global, langkah Trump dalam menaikkan tarif impor mobil menjadi perhatian serius bagi produsen otomotif di seluruh dunia.