Jetstar Asia Membuat Keputusan Berat: Alasan di Balik Penghentian OperasisubmitButton

by -31 Views

Maskapai penerbangan berbiaya rendah Jetstar Asia telah mengumumkan akan menghentikan seluruh operasinya pada 31 Juli 2025, mengejutkan banyak pihak terutama di kawasan Asia Tenggara. Jetstar Asia, yang berbasis di Singapura dan merupakan anak usaha dari Qantas Group asal Australia, terpaksa menutup operasionalnya setelah menghadapi tekanan berat akhir-akhir ini. Salah satu alasan utama keputusan ini adalah biaya operasional yang tinggi, termasuk harga bahan bakar, tarif bandara, dan pengeluaran operasional lainnya.

Selain itu, persaingan ketat di pasar Asia Tenggara juga berkontribusi pada keputusan ini. Maskapai ini harus bersaing langsung dengan pemain besar seperti Scoot (anak usaha Singapore Airlines), AirAsia dari Malaysia, dan VietJet dari Vietnam. Selama dua dekade beroperasi, Jetstar Asia hanya menghasilkan keuntungan selama enam tahun dan diperkirakan akan mengalami kerugian besar tahun ini.

Mempertimbangkan dampak pandemi COVID-19 yang memperparah situasi penerbangan global, Jetstar Asia mulai menghadapi kesulitan sejak tahun 2020. Pembatasan perjalanan dan ketidakpastian pasar turut memberi tekanan pada maskapai ini. Meskipun telah melakukan inovasi dan ekspansi di masa lalu, Jetstar Asia tidak bisa mempertahankan daya saing jangka panjangnya.

Penutupan Jetstar Asia akan mempengaruhi lebih dari 500 karyawan dan 16 rute layanan regional. Maskapai ini akan secara bertahap mengurangi jadwalnya hingga akhirnya menghentikan seluruh layanannya. Meskipun berakhirnya operasi Jetstar Asia, kontribusinya dalam mengembangkan pasar penerbangan murah di Asia tidak dapat diabaikan. Kepergiannya menandai akhir dari era penerbangan berbiaya rendah di kawasan Asia Tenggara.

Source link