Pasar modal Indonesia masih menunjukkan ketahanan meskipun menghadapi situasi global yang tidak pasti. Likuiditas pasar tetap terjaga dan partisipasi investor domestik, khususnya investor ritel, terus meningkat. Namun, fluktuasi pasar saham meningkat seiring dengan gejolak eksternal yang semakin intens. OJK mencatat bahwa volatilitas pasar meningkat akibat tekanan arus modal keluar akibat kondisi global yang tidak menentu. Ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi sentimen investor global, mendorong mereka untuk mencari aset yang lebih aman.
Keputusan The Fed untuk menahan suku bunga telah memberikan tekanan pada pasar saham negara berkembang, termasuk Indonesia. Investor global cenderung menarik investasi dari pasar berkembang dan mengalihkannya ke instrumen yang dianggap lebih stabil, menimbulkan tantangan volatilitas bagi IHSG. Meskipun suku bunga Bank Sentral AS tetap, OJK memperkirakan bahwa kondisi tersebut dapat memicu arus modal keluar dan meningkatkan tekanan pada IHSG. Perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik juga membawa beban tambahan pada dinamika pasar.
Dalam periode ketidakpastian, arus modal global terlihat mulai beralih ke aset yang dianggap lebih aman. Meski demikian, pasar modal Indonesia tetap menunjukkan ketahanan dan OJK tetap memantau perkembangan pasar dengan cermat. Semoga dengan perubahan kondisi global yang dinamis, pasar modal Indonesia dapat tetap stabil dan berkembang.