CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon, mengeluarkan peringatan mengenai hubungan retak antara Amerika Serikat dan China. Dimon menjelaskan bahwa musuh terbesar Amerika bukanlah China, melainkan diri mereka sendiri. Komentar tersebut muncul di tengah perang dagang yang dipicu oleh tarif Presiden Donald Trump antara dua ekonomi terbesar di dunia, yaitu AS dan China. Dimon menegaskan bahwa China tidak akan mengendur, terutama setelah tudingan Trump terhadap pelanggaran perjanjian perdagangan oleh Beijing.
Dimon juga sepakat dengan CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffet, bahwa Amerika harus “tangguh terhadap kenormalan”. Namun, ia menekankan bahwa saat ini adalah waktu yang berbeda yang membutuhkan tindakan bersama yang cepat. Menurut Dimon, Amerika memiliki masalah “salah urus” yang mencakup banyak aspek seperti perizinan, regulasi, imigrasi, perpajakan, sekolah dalam kota, dan sistem perawatan kesehatan. Jika hal-hal ini diperbaiki, negara tersebut berpotensi untuk tumbuh 3% per tahun.
Selain itu, laporan Juni 2024 oleh Congressional Budget Office menunjukkan bahwa defisit pemerintah AS dapat mencapai sekitar US$2 triliun pada tahun 2024, atau sekitar 7% dari produk domestik bruto. Dimon meyakinkan bahwa perbaikan dalam berbagai bidang akan membantu mengatasi masalah yang ada dan mendorong pertumbuhan ekonomi negara.
