Pada tanggal 29 Mei, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengumumkan bahwa Rusia telah mengusulkan agar perundingan damai dengan Ukraina di Istanbul dijadwalkan kembali pada 2 Juni 2025. Lavrov menyatakan bahwa kondisi untuk memulai kembali perundingan langsung antara Rusia dan Ukraina telah diciptakan dengan dukungan dari Amerika Serikat (AS), Arab Saudi, dan Turki.
Perundingan sebelumnya yang berlangsung di Istanbul pada 16 Mei berhasil mencapai kesepakatan pertukaran tawanan sebanyak 1.000 orang dari kedua belah pihak. Rusia dan Ukraina juga telah sepakat untuk menyusun dokumen yang menjelaskan syarat-syarat menuju perdamaian. Delegasi Rusia yang dipimpin oleh Vladimir Medinsky siap untuk menyampaikan memorandum yang menjelaskan posisi mereka pada semua aspek krisis kepada delegasi Ukraina pada putaran keduanya di Istanbul pada tanggal 2 Juni mendatang.
Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, memberikan respons positif terhadap usulan Lavrov. Ia menyatakan bahwa Kyiv siap untuk gencatan senjata dengan Rusia dan menegaskan bahwa Moskow harus memenuhi janji mengenai memorandum agar perundingan selanjutnya dapat menghasilkan kesepakatan yang akan mengakhiri perang. Ukraina tidak menentang pertemuan lebih lanjut dengan Rusia dan menunggu Rusia untuk menyerahkan memorandum sesuai dengan yang dijanjikan. Umerov juga meminta Rusia untuk berhenti mencoba mengubah pertemuan menjadi hal yang destruktif.