Badan PBB untuk Pengungsi Palestina atau UNRWA melaporkan bahwa masyarakat di Gaza mengalami kekurangan obat-obatan dan kebutuhan medis lainnya akibat bombardir Israel yang merusak sebagian besar fasilitas kesehatan yang dikelola PBB. Hanya 6 dari 22 pusat kesehatan UNRWA yang masih beroperasi di tengah kondisi darurat ini, dengan dukungan dari 37 titik medis di dalam dan di luar tempat penampungan.
Selama serangan Israel yang dimulai sejak Oktober 2023, UNRWA telah memberikan lebih dari 8,5 juta konsultasi medis di Gaza, termasuk layanan kesehatan untuk ibu, kesehatan mental, dan rehabilitasi. Namun, keterbatasan persediaan medis penting menjadi tantangan besar, sehingga akses tanpa hambatan untuk obat-obatan dan persediaan medis dasar merupakan kebutuhan mendesak.
Sementara itu, Israel telah membatasi akses masuk makanan, medis, dan bantuan kemanusiaan ke Gaza sejak Maret, yang memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah tersebut. Menurut laporan Kementerian Kesehatan Gaza, sekitar 54.000 warga Palestina tewas akibat perang tersebut. Situasi ini semakin memperuncing kondisi sulit yang dihadapi oleh masyarakat Gaza dalam mendapatkan akses ke perawatan kesehatan yang memadai.