Konflik di Gaza masih terus berlanjut, di mana serangan udara Israel baru-baru ini telah menewaskan setidaknya 100 warga Palestina di Jalur Gaza dalam semalam. Otoritas kesehatan setempat secara resmi mengonfirmasi jumlah korban tersebut, saat para mediator sedang menjalankan negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Konflik ini semakin memburuk karena Israel telah memblokir masuknya pasokan medis, makanan, dan bahan bakar ke Gaza sebagai upaya penekanan terhadap Hamas.
Di sisi lain, Hamas hanya akan membebaskan para sandera jika Israel bersedia melakukan gencatan senjata. Meskipun sudah ada upaya perundingan dari Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat, namun belum ada kesepakatan yang signifikan tercapai. Hamas bersikap fleksibel tentang jumlah sandera yang akan dibebaskan, namun masalahnya selalu terkait dengan komitmen Israel untuk mengakhiri konflik.
Serangan Israel yang menghantam perkemahan tenda di Khan Younis, Jalur Gaza, telah menimbulkan kecaman keras dari Hamas, yang menyalahkan pemerintah AS atas eskalasi konflik tersebut. Korban jiwa yang terus bertambah serta sistem perawatan kesehatan yang hampir lumpuh di Gaza semakin memperburuk keadaan. Medis mengungkapkan bahwa rumah sakit di Gaza berjuang keras mengatasi kekurangan pasokan medis akibat blokade yang diberlakukan Israel.
Militer Israel sendiri menyatakan bahwa serangan besar-besaran di Gaza merupakan bagian dari rencananya untuk mencapai tujuan perang, yakni menghapus kemampuan militer dan pemerintahan Hamas. Kampanye militer Israel sebelumnya telah menewaskan ribuan orang dan mengusir warga dari rumah mereka. Konflik ini masih terus berlanjut tanpa titik terang perundingan yang jelas, yang semakin memperparah keadaan di Gaza.