Amerika Serikat dan China akhirnya menunjukkan tanda damai dalam perang tarif dagang yang sedang berlangsung. Dalam kesepakatan yang dicapai pada 12 Mei 2025, kedua negara sepakat untuk saling menurunkan tarif dagang sebesar 115%. Selain itu, penerapan tarif juga ditunda selama 90 hari.
Meskipun demikian, pertanyaan yang muncul adalah apakah kesepakatan ini merupakan tanda damai yang sebenarnya atau hanya jeda sebelum badai berikutnya datang dengan lebih keras. Untuk menjelaskan lebih lanjut, Bramudya Prabowo memberikan paparannya dalam program Power Lunch CNBC Indonesia pada Rabu, 14 Mei 2025.
Dengan adanya kesepakatan ini, banyak pihak mulai mempertanyakan apakah akan ada keuntungan atau kerugian bagi Amerika Serikat dan China dalam jangka panjang. Salah satu topik yang menjadi sorotan adalah bagaimana kedua negara akan mengelola hubungan dagang mereka ke depan.
Sebagaimana yang dipaparkan dalam program tersebut, langkah-langkah selanjutnya yang akan diambil oleh kedua negara tersebut merupakan hal yang masih menarik untuk dinanti. Semua mata tertuju pada perkembangan selanjutnya dari konflik dagang antara dua negara terbesar di dunia ini.