Sepak bola Asia mengalami transformasi penting belakangan ini, dengan berbagai langkah dan investasi untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing global. Namun, pertanyaannya masih sama, apakah Asia bisa mengimbangi dominasi tradisional Eropa dan Amerika Selatan dalam dunia sepak bola? Salah satu perkembangan yang mencolok adalah investasi besar-besaran dari Timur Tengah, terutama Arab Saudi, yang telah menarik perhatian dunia dengan merekrut pemain bintang seperti Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema. Investasi ini tidak hanya memajukan liga domestik, tetapi juga memberi dampak positif bagi sepak bola Asia secara keseluruhan.
Di Asia, Arab Saudi memimpin peringkat AFC untuk musim 2024/2025 di atas Jepang dan Korea Selatan. Perkembangan infrastruktur sepak bola juga menjadi fokus, dengan FIFA mendukung pembangunan lapangan baru dan liga domestik. Salah satu langkah penting adalah FIFA Club World Cup 2025 yang akan melibatkan empat klub Asia, di mana diharapkan akan memajukan inklusivitas dan solidaritas di kalangan klub sepak bola global.
Kolaborasi antara FIFA dan negara-negara ASEAN juga menunjukkan komitmen untuk memajukan sepak bola di kawasan tersebut. Melalui berbagai inisiatif dan program seperti FIFA Football Executive Programme, diharapkan para eksekutif sepak bola dapat ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam mengelola organisasi sepak bola, termasuk manajemen krisis dan perencanaan anggaran.
Di Indonesia, misalnya, kerja sama dengan La Liga Asia bertujuan untuk meningkatkan kualitas sepak bola melalui usaha bersama dalam pembinaan usia dini dan manajemen olahraga. Meski tantangan masih ada, seperti dominasi Eropa dan Amerika Selatan, Asia memiliki potensi untuk mempersempit kesenjangan tersebut dengan investasi berkelanjutan, peningkatan infrastruktur, pengembangan pemain muda, dan kolaborasi yang erat. Dengan upaya bersama, sepak bola Asia berada di jalur yang tepat untuk transformasi yang signifikan, tetapi perlu dedikasi dan kerja keras dari semua pihak yang terlibat.