Film “Perang Kota” karya sutradara Mouly Surya menghadirkan kisah dramatis yang melampaui aksi perang kemerdekaan. Film berdualitas ini membahas isu-isu yang lebih mendalam, seperti pertarungan ideologi, bahasa, dan segregasi gender dalam relasi kekuasaan. Terletak di Jakarta pada tahun 1946, film ini mencerminkan kekacauan pasca-Proklamasi Kemerdekaan. Kisah mengikuti ISA, seorang pahlawan revolusi yang menyimpan trauma dalam rumah tangganya. Berlatar belakang kekacauan, ISA bersama pemuda tampan Hazil, berpartisipasi dalam melawan penjajah dengan harga yang mahal.
Perjuangan mereka mengalami titik tertinggi ketika mencoba meledakkan sebuah bioskop di Pasar Senen sebagai aksi menunjukkan perlawanan terhadap kekuasaan kolonial. Namun, pengkhianatan dan perselingkuhan membawa dampak yang tak terduga. Ditinggalkan istrinya dan dihancurkan oleh kesalahan Hazil, ISA berhasil menemukan kedamaian batin. “Perang Kota” diadaptasi dari novel klasik “Jalan Tak Ada Ujung” dan menghadirkan makna perjuangan bagi warga kota yang menderita akibat konflik.
Dalam aspek kebahasaan, film ini menampilkan Bahasa Belanda sebagai simbol kekuasaan kolonial yang mengintimidasi, yang harus dilawan dengan Bahasa Indonesia sebagai bentuk perlawanan. Penyertaan teks terjemahan memperjelas dialog antar karakter. Film ini juga diwarnai oleh penampilan aktor dan aktris ternama Indonesia seperti Chicco Jerikho, Ariel Tatum, dan Jerome Kurnia. Dengan jadwal tayang pada 30 April 2025, “Perang Kota” menawarkan lebih dari sekadar cerita perjuangan, tetapi juga refleksi mendalam tentang identitas, kekuasaan, dan perjuangan personal di tengah gejolak sejarah Indonesia.