Ekonomi Dunia Pasca Perang Tarif AS-China: APBN Indonesia Tetap Stabil

by -67 Views

Pemerintah Indonesia terus memastikan pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dengan hati-hati, terutama di tengah ketegangan ekonomi global akibat perang tarif antara Amerika Serikat dan China. Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono, menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga kredibilitas kebijakan fiskal jangka menengah. Defisit fiskal dibatasi hingga 3% dari PDB sebagai pilar kebijakan utama, yang akan memperkuat stabilitas makroekonomi dan mendukung keberlanjutan fiskal.

Pada akhir Maret 2025, defisit APBN masih terjaga pada level rendah yaitu 0,43% terhadap PDB, dengan pendapatan negara sebesar Rp 516,1 triliun dan belanja negara Rp 620,3 triliun. Thomas menjelaskan bahwa angka ini sesuai dengan target fiskal tahun 2025, dengan total pendapatan negara sebesar Rp 3.005,1 triliun, belanja negara Rp 3.621,3 triliun, dan defisit APBN sebesar 2,53% dari PDB.

Kebijakan fiskal jangka pendek akan difokuskan pada program prioritas pemerintah seperti program makanan gratis dan kerjasama desa. Tujuan inisiatif ini adalah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan merangsang konvergensi regional antar provinsi. Dengan pengelolaan fiskal yang cermat, diharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini tetap mencapai target sebesar 5,2%.

Thomas optimis bahwa di tengah tekanan ekonomi global, Indonesia akan mencapai angka pertumbuhan ekonomi yang stabil. Pemerintah telah beradaptasi dengan tantangan global melalui strategi keuangan yang bijaksana. Meskipun kondisi eksternal masih sulit diprediksi, pemerintah terus mendukung pembangunan, menjaga keberlanjutan utang, dan memperkuat reformasi pengelolaan keuangan negara. Melalui langkah-langkah ini, diharapkan Indonesia dapat menghadapi tantangan ekonomi global dengan lebih kuat.

Source link